Mohon tunggu...
Tity Wijayanti
Tity Wijayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Widyaiswara UPT Diklat Pertanian Sulawesi Tengah

Menulis sebagai healing dan sedekah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentangmu (Puisi) yang Lahir Tanpa Keniscayaan

21 Desember 2022   17:37 Diperbarui: 21 Desember 2022   17:47 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari ini kubeli lagi berkantong kata dari kedai para maestro

Kuserakkan bersama ribuan kata kain dari berbagai kedai 

Seutas benang merah menanti kedatangan deretan kata yang mengantri acak 

Aroma jahe menguar dari secangkir saraba susu

Ibuku pernah berkata tambahkan sedikit garam dalam sarabamu maka manisnya makin legit dan pedasnya mencairkan kebekuan nyali 

Kusesap segelas saraba susu mengabaikan tatapan penuh harap dari serakan kata 

Mungkin ibuku benar 

Satu per satu kata menawarkan diri untuk kupinang 

Meronce bunga kata yang berserak lalu memantas mantaskannya 

Bimbang 

Kembali berserak dalam tampah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun