Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjadi Baik Itu Gampang atau Susah?

30 Oktober 2020   16:06 Diperbarui: 31 Oktober 2020   04:44 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi meminta pertolongan. (sumber: unsplash.com/thomascl)

Penasaran dengan nasib sang pedagang, di sela jalan kaki sorenya sang pria uzur mampir, membeli dan sekalian bertanya.

Alangkah terkejutnya saat sang pedagang menjawab lugu, bahwa selama dirinya berjualan di tempat tersebut yang dimulai sejak pukul tiga sore hingga selepas Maghrib belum pernah dagangannya tersisa.

Lebih terkejut lagi tatkala sang penjual bercerita hampir semua pembeli tidak meminta uang kembalian, kendatipun dirinya sudah menyiapkan dan bisa mengembalikan sesuai perhitungan harga kerupuk ikan dagangannya.

Seorang pria tua penggiat sumber daya manusia, yang kebetulan berkarir di sebuah pabrik pakaian jadi, suatu hari bertemu dengan teman-teman masa kecilnya. 

Karena hari hujan, sang pria memakai jacket produksi perusahaannya yang kebetulan dari merek terkenal dan berharga mahal, namun diperoleh dengan gratis oleh si pria.

Saat pertemuan selesai dan para teman akan pulang ke rumah masing-masing, seorang teman terlihat kebingungan karena jarak rumahnya paling jauh dan cuaca dingin di malam tersebut.

Serta merta sang pria bertindak bagaikan seorang pahlawan, dan menyerahkan jacket yang baru dipakainya pertama kali pada saat itu. Sang teman terbengong-bengong, namun dengan santai sang pria berkata, "Ambil saja, saya tak apa-apa, anggap saja sebagai kenang-kenangan.".

Saat itu juga sang pria tua dianggap baik, kendatipun hal yang dilakukannya tak lebih dari pencitraan semata, oleh sebab keesokan harinya sang pria "pencitra" tadi tinggal memerintahkan kepada salah seorang stafnya di pabrik untuk menyiapkan satu lagi jacket pengganti.

Dalam sebuah artikel, diceritakan seorang warga negara Jepang terpincut untuk tinggal di Indonesia, oleh sebab pada saat suatu hari berkesempatan naik bis kota melihat seorang pengamen menyanyikan dua tiga lagu dan mendapat apresiasi dari penumpangnya, berupa nyaris semua penumpang memberikan uang recehnya.

Sang turis terkagum-kagum, karena menurut ceritanya jika hal tersebut terjadi di negaranya, bisa dipastikan tak seorangpun yang akan memberikan uangnya, kendati untuk pecahan yen terkecilnya.

Seorang ekspatriat asal Korea Selatan juga menceritakan hal senada. Menurutnya para pengemis dan pengamen yang ada di Indonesia, jika mengemis dan mengamen di Korea sana akan jatuh miskin dan kapok untuk melanjutkan profesinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun