Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bola Kristal Para Ayah

20 Oktober 2020   10:18 Diperbarui: 20 Oktober 2020   10:23 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dan sepanjang seorang anak berjenis kelamin perempuan, maka tugas para ayah pulalah memanjakan dan melindunginnya sepenuh hati, agar jika hati sang anak terpatah atau retak, bahkan terpecah belah oleh karena sesuatu dan lain hal ia tahu kemana harus berkeluh kesah. Sebab jika salah buatan, ia akan mengadu kepada pria di luar rumah. 

Mereka cenderung segan mengadu kepada sang ibu, sebab kecenderungan sang ibu pada saat anak melakukan kekeliruan yang mengakibatkan sesuatu musibah, yang dilakukan bukannya justru menyelesaikan musibah, melainkan justru menyalahkan penyebabnya terlebih dahulu. 

Misalnya, suatu hari seorang anak gadis mengeluh sakit perut, akibat makan rujak yang terlalu pedas, maka serta merta sang ibu akan sibuk menyalahkan kenapa makan rujaknya pedas, ketimbang bersegera mencarikan obat untuk mengatasi sakit perut putrinya. 

Padahal setan pun tahu, bahwa melarang anak perempuan makan rujak yang pedas, sama susahnya seperti melarang hujan turun di bulan Desember.

Perlakukanlah anak perempuan bagaikan sebuah bola kristal yang rapuh, terlalu keras digenggam ia akan remuk, terlalu longgar dipegang ia akan jatuh dan pecah berderai. 

Itulah sebabnya, banyak para ayah yang khawatir terhadap masa depan anak perempuannya di luar sana, karena ia tahu belaka, bahwa tak ada lelaki di luar sana yang akan mencintai dan menyayangi putrinya melebihi cinta dan sayang yang dimilikinya terhadap sang anak.

Akhir kata, dalam mendidik anak perempuan, akan sangat jauh berbeda dengan mendidik anak laki-laki. Anak laki-laki jauh lebih tegar, pendekatan pendidikannya lebih kepada bagaimana menjalankan hidup yang keras dengan penuh kerja keras tanpa syarat. 

Anak perempuan jauh lebih lembut, ajarilah juga kerja keras namun di atas segalanya pertunjukkanlah kasih sayang kepada mereka. 

Jangan terjebak bahwa mendidik anak perempuan dengan melakukan rutinitas kerja sehari-hari seperti mengurus pekerjaan rumah tangga, sebab bagi kaum milenial itu sangat "seksisme" dan membuat mereka merasa dipojokkan dan memberontak. 

Percayalah, jaman sudah jauh berubah. Namun demikian, rasa kasih sayang selamanya tak akan pernah berubah. Sebab dengan modal utama itulah umat manusia menjalankan kehidupannya di muka bumi.

Tangerang, 20 Oktober 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun