Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama FEATURED

Cegah Post Power Syndrome Sebelum Pensiun dan Menualah dengan Bahagia

16 Oktober 2020   11:47 Diperbarui: 9 Agustus 2021   06:00 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.pixabay.com)

Namun demikian orang-orang yang sudah mempersiapkan masa pensiunnya dengan matang, dan sepanjang didukung oleh orang-orang sekitarnya maka siksaan batin tersebut tidak akan terlalu berarti, bahkan bukan tak menutup kemungkinan masa pensiun akan dijalani dengan kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan pada saat masih aktif bekerja.

Ilustrasi (Foto oleh Tristan Le dari Pexels)
Ilustrasi (Foto oleh Tristan Le dari Pexels)
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui terkait dengan post power syndrome. Pertama adalah dukungan sosial, semakin tinggi dukungan sosial semakin rendah kita mengalami post power syndrome tersebut.

Dalam kasus di atas, sang suami sudah menyiapkan diri untuk pensiun dan sudah berjaga-jaga jika gejala post power syndrome datang menjelang. 

Namun sang istri masih khawatir si suami mengalami post power syndrome, akibatnya sang suami yang tadinya sudah merasa siap menghadapinya, dengan adanya keragu-raguan dari pasangan hidupnya yang artinya tidak mendapat dukungan dari orang terdekat, akhirnya merasa terganggu dan tidak yakin juga.

Jangan-jangan memang benar, nanti pada saat masa pensiun tiba, dan kegiatannya berkurang drastis dirinya akan mengalami sindrom yang ditakuti nyaris siapapun yang semasa hidupnya senantiasa menduduki jabatan atau posisi sebagai individu yang punya kekuasaan, ataupun kegiatan yang prestisius, atau setidaknya mempunyai kekuasaan dalam hal mengatur anak buah.

Kedua, kegiatan pada masa pensiun menjadi faktor penting untuk kita menghindari post power syndrome. Jadi carilah kegiatan-kegiatan positif yang bisa mengisi waktu luang sehari-harinya. 

Jangan pernah berpikir mengisi waktu dua belas jam pada siang hari itu gampang, sebab bagi orang yang terbiasa sibuk, waktu dua belas jam itu jika tidak diisi dengan kegiatan yang berarti akan terasa lama bukan kepalang. 

Ketiga, kesiapan keuangan merupakan hal yang utama, oleh sebab pada saat tubuh menjadi semakin tua, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan akan menjadi lebih banyak dibandingkan pada saat tubuh masih muda belia. 

Apabila tidak disiapkan dengan matang, kondisi keuangan yang lemah akan berdampak kepada stress berkepanjangan yang pada akhirnya membuat kita sulit beradaptasi dan terpuruk kepada post power syndrome. 

Untuk mencari kegiatan pada masa pensiun, usahakan mencari kegiatan yang tidak terlalu memakan biaya, tenaga dan pikiran. Carilah kegiatan rutin yang murah meriah, serta tidak terlalu berisiko. 

Salah satunya berkebun tanaman sayur di sekitar rumah, memelihara ikan, ataupun membuat kerajinan tangan merupakan pilihan yang bisa dicoba. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun