Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Rakus, Ah...

25 Februari 2020   21:29 Diperbarui: 25 Februari 2020   21:31 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang pemuda yang terlihat sedang bersedih, duduk di sebuah bangku taman.  Temannya datang menghampiri dan bertanya, apa gerangan yang memuatnya tampak demikian merana. 

"Tiga minggu yang lalu, pamanku meninggal dan mewariskan kepadaku sebuah rumah.  Kemudian dua minggu berikutnya, bibiku menyusul dan mewariskan padaku uang sejumlah lima ratus ribu dollar. Belum cukup sampai di situ, seminggu lalu, kakekku meninggal, dan dalam wasiatnya aku mendapat satu hektar kebun apelnya.".

Dengan bingung bercampur iri sang teman bertanya, "Lho kenapa engkau masih bersedih, bukankah engkau diwariskan harta yang sangat besar, dan bisa membuatmu tak perlu bekerja keras sepanjang hidupmu?".  Dengan ketus sang pemuda menjawab, "Bagaimana tidak sedih, untuk minggu ini belum ada yang meninggal?".

Dalam sebuah dongeng sebelum tidur, diceritakan tentang seekor anjing yang rakus, lebih tepatnya serakah.

Ia mendapatkan sepotong besar daging dan digigitnya untuk dibawa pulang, sebab seperti kebiasaan seekor anjing, jika sudah kenyang dan makanan masih banyak yang tersisa maka makanan tersebut akan dibawa pulang dan dikuburkan di sekitar tempat kediamannya.  Untuk kemudian digali dan dimakan jika perutnya terasa lapar. 

Mohon jangan disamakan dengan para ibu ya? Karena para ibu kadang lebih memilih tidak makan, dan membungkusnya untuk diberikan kepada anak-anaknya.  Acapkali sesampai di rumah, suami yang tak tahu diri ikut rebutan memakan jatah si buah hati.

Si ibu kadang bimbang, antara berbakti demi si buah hati atau membiarkan si belahan jiwa tak tahu diuntung tadi memakan jatah anak-anaknya.

Dalam perjalanan pulang, sang anjing tadi harus melewati sebuah titian di atas sebuah sungai berair tenang.  Saat menoleh ke bawah, dilihatnya bayangan dirinya, namun baginya dianggap sebagai seekor anjing lain yang sedang menggigit seonggok daging segar.

Naluri anjingnya pun muncul, ingin menguasai daging yang dimiliki anjing lain. Serta merta dibukanyalah moncongnya dan otomatis jatuhlah daging yang sudah dimilikinya lalu hanyut dengan perlahan.  Meninggalkan si anjing rakus termangu-mangu di atas titian.

Kasus kerakusan lainnya, diwakili oleh hewan yang terkenal lucu tingkah lakunya.  Sebagian orang mengatakan wajah hewan tersebut juga lucu, sebagian lagi tak berkomentar, namun khusus ibu-ibu hamil lazimnya segera mengelus-elus perutnya jika berpapasan dengan hewan lucu yang disukai anak-anak tersebut.

Entah mengapa dalam kasus menghadapi hewan yang satu ini selera anak-anak dan ibu-ibu bisa bertolak belakang.  Walaupun hewan tersebut kerap bertingkah lucu, namun dalam hal makan atau meraih makanan, hewan yang akrab dipanggil monyet tersebut boleh dikatakan lumayan kreatif dan serakah luar biasa.  Kedua kaki dan tangannya dapat dengan serentak digunakan untuk meraih dan mengolah makanan, sebelum memasukkannya ke mulut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun