Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Peran Bapak dalam Proses Berpikir Serta Tumbuh Kembang Anak

9 Agustus 2021   09:10 Diperbarui: 9 Agustus 2021   14:27 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ayah dan anak| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Saya tahu, mungkin banyak pertentangan tentang pengajaran ilmu "kehidupan" dari saya kepada anak. Meski begitu, saya bangga dengan anak saya yang begitu cerdas, walau dalam kehidupannya menemukan banyak kendala.

Si kecil selalu menemukan ide-ide yang tidak terduga dalam memecahkan solusi itu. Contohnya saja, saat saya sedang menulis cerita ini, si kecil ingin melakukan hal yang sama, yaitu mengetik.

Problemnya, kursi yang biasa dia duduki sudah rusak. Terkadang, kalau diduduki, pantatnya selalu terjepit. Tapi dia menemukan ide, kursi itu dia tutup dengan celananya yang lain agar kalau terjepit bukan pantatnya melainkan celananya yang lain itu.

Selain itu, saya pernah mendapatkan momen sedih tapi bangga adalah saat dia meminta saya istirahat tidak melanjutkan kerja mengetik di rumah. Awalnya saya sempat jengkel dan terpikir untuk memarahinya.

Namun emosi saya berubah saat dia berkata sambil menangis memaksa saya, "Aku kerja, ketik-ketik. Papa capek, papa bubuk". Seketika, saya meneteskan air mata, anak saya sudah besar. Dia tumbuh memiliki rasa empati.

Meski satu setengah tahun kehidupannya banyak di rumah karena masa pandemi, si kecil tetap aktif dan gak kehilangan semangat. Hanya saja bapaknya yang selalu kepikiran tentang kehidupan sosialnya.

Mungkin ketika pandemi ini selesai, PR saya untuk si kecil adalah bersosialisasi kembali dengan teman sebayanya tanpa jaga jarak, bisa saling bertukar mainan dan bermain bersama tanpa terpikir tertular penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun