Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bukan Cuma Sekadar Dekat dengan Anak, Orangtua Juga Perlu Masuk Dunia Anak

15 Maret 2021   20:20 Diperbarui: 17 Maret 2021   01:14 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua bermain bersama anak. Sumber: Kompas.com

Sebelum menikah, saya sudah bertekad jika saya tidak hanya sekadar dekat dengan anak. Tapi harus tahu tentang dunia anak. Hal ini pun saya utarakan kepada istri dan ajak hal yang sama.

Ada perbedaan tentang dekat dengan anak dan masuk ke dalam dunia anak. Perbedaan ini sebenarnya cukup mencolok. Contoh simple-nya, kamu boleh saja menemani si kecil bermain. Kamu selalu berada di dekat si kecil bermain, tetapi kamu tidak ikut bermain bersamanya. Atau bahkan kamu ikut bermain, tetapi kamu yang mengatur si kecil harus bermain seperti apa.

Jika kamu melakukan hal itu, kamu hanya sekadar dekat dengan anak tapi tidak masuk ke dalam dunianya. Hubungan anak dan orangtua harus didasarkan pada hati.

Saya bukan pakar parenting, tapi saya mencoba berbagi pengalaman dengan anda, pembaca tulisan saya. Pengalaman saya 3 tahun bersama si kecil, yang sangat cerdas, pintar, baik hati dan lucu.

Saya tidak pernah paksa anak saya harus bermain seperti apa, bahkan saya yang sering mengikuti cara dia bermain. Jika memang berbahaya, saya pun ada cara khusus agar dia tahu hal itu bahaya tanpa membatasi bermainnya si kecil.

Tidak jarang, si kecil pun lama-lama juga mengikuti cara saya bekerja, duduk, dan sebagainya. Ya seringnya karena pengen ikuti saya mengetik untuk menulis di kompasiana atau kerjakan tugas kantor misalnya, dia pun mendadak ikut duduk di pangkuan saya sambil menekan-nekan keyboard.

Jangan jengkel dan sebel. Ingat, dia sedang mengeksplor dunia. Dunia yang dia tahu adalah orangtuanya sedang bekerja dan ingin ikut bekerja. Meskipun pasti belum tahu bekerja itu apa.

Dalam case tersebut, untungnya saya punya keyboard bekas yang tidak terpakai. Keyboard tersebut saya berikan kepadanya untuk dia pakai. Agar terkesan keyboard itu bisa dipakai, tiap kali dia main keyboard tersebut, saya pun melihatkan "ketikan" hasil karyanya di layar.

Dia pun senang, bahkan si kecil berujar jika dia bekerja cari uang. Ya begitulah pemikiran si kecil.

Ketika tahu dunianya, lama-lama kamu akan diajak masuk dunianya. Mulai ajak dengerin dan nyanyi lagu kesukaannya, hingga ikuti gerakan jogednya atau bahasanya si kecil.

Saya sudah sejak lama kenalkan anak saya nonton kartun di layar komputer. Film pun saya pilihkan yang musikal dan ada gerakan tarian atau badan, salah satunya adalah film Frozen.

Saking senangnya, dia selalu meminta film tersebut diputar. Suatu ketika, saat berkumpul bareng keluarga lengkap, si kecil mendadak berucap, "iwak den".

Semua orang serumah bingung, dia kenapa. Tahu serumah bingung, si kecil mendekati saya dan mengulangi kata yang sama dan gerakkan yang sama, yaktu hentakkan kaki.

Saya lalu ingat, itu adalah salah satu scene ikonik di film Frozen. Saat Elsa menyanyikan lagu "Let It Go", ada salah satu liriknya berbunyi "Here I stand" sambil hentakkan kaki.

Ketika ingat, saya pun ajak dia menyanyi lagu Let It Go di bagian reffnya. Dia pun langsung gembira senang dan tertawa.

Begitu juga mendadak dia ajak nyanyi "wen wen o away". Tidak ada yang tahu lagu itu. Saya mencoba ingat, lagu apa yang dia maksud. Akhirnya saya tahu, itu adalah lagu "Rain rain go away".

Itulah maksud saya. Mungkin kamu menemani si kecil main, dengerin lagu di YouTube, awasi cara mainnya dia, tapi kamu tidak tahu apa yang menjadi dunianya.

Jika kamu tahu dunianya, pasti kamu tahu "bahasa", lagu favorit, hingga kesukaan dan kebiasaan si kecil. Si kecil pun akan melakukan hal yang sama, kamu akan jadi orang yang spesial buat dia.

Hal ini tentu tidak mudah, butuh waktu dan proses. Ini juga perlu didiskusikan berdua dengan pasangan, mau seperti apa si kecil nanti, bahkan jika perlu dipersiapkan bagi kamu yang akan menikah.

Intinya, jangan pernah batasi. Jika kamu tidak setuju, tawarkan solusi lain bagi si kecil dengan pasangan. Terpenting, ikutlah berada di dunia si kecil, jangan cuma sekadar menemani di dekatnya saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun