Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak adalah Titipan untuk Kedua Orangtua, Manfaatkan Waktumu Sebaik Mungkin

13 Maret 2021   20:07 Diperbarui: 15 Maret 2021   01:08 1834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak adalah anugerah (Sumber: www.pixabay.com)

Perjalanan pra-pernikahan saya terbilang lama. Saya menjalani hubungan pacaran selama satu dekade sebelum akhirnya menikah bersama istri. 

Saat ini sudah memiliki seorang "ratu" kecil berumur 3 tahun. Tidak mudah bagi saya untuk memutuskan melanjutkan hubungan ke jenjang selanjutnya. 

Sebelum menikah, banyak hal yang menjadi beban pikiran saya. Bagaimana saya harus menghidupi keluarga kecil saya jika saya sendiri masih 'struggle' dengan diri saya sendiri.

Ternyata pemikiran saya ini sepertinya adalah hal biasa bagi setiap pria di dunia ini. Karena saya pernah mendapatkan curhatan yang sama, tidak sekali dua kali, tidak hanya dari pihak si pria tapi juga pihak wanita.

Apa yang membuat akhirnya saya yakin untuk akhirnya menikah?

Percaya atau tidak, di saat kita berniat menikah karena ibadah, semua akan dipermudah. Meskipun itu hanya niat.

Sama seperti saya, tidak pernah ada dalam pikiran saya akan melamar seseorang saat itu. Namun semua itu berubah. Karena semua yang lancar ini, akhirnya saya yakin untuk menikah.

Sebelum sepakat punya anak, berdamai dan yakinlah di dalam hatimu. Apakah kamu sudah mantap dengan pasanganmu?

Jelang menikah, pasti akan banyak kerikil dan intrik dengan pasangan. Tetapi hal itu jangan diperbesar jadi masalah berat.

Memutuskan punya anak memang harus dilakukan berdua. Jelaslah berdua, buatnya berdua, tanggung jawabnya pun juga harus berdua.

Terpenting, jangan berharap untuk menunda punya anak. Mungkin ada yang tidak setuju dengan ini, tapi ini berdasarkan pandangan saya melihat sekitar saya. Ketika kamu berharap begitu, itu menjadi doa dan jika terkabul, mungkin kamu akan menyesalinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun