Mohon tunggu...
Titis Suciatii
Titis Suciatii Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Naik MRT Jakarta rasa Korea Selatan dengan Protokol Kesehatan

7 April 2021   14:14 Diperbarui: 7 April 2021   14:31 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2019 kemarin, tepatnya pada tanggal 24 Maret 2019 peresmian Moda Raya Terpadu atau yang dikenal dengan MRT oleh Bapak Presiden Joko Widodo di Stasiun Bunderan HI. Alasan mengapa pembangunan MRT yaitu upaya pemerintah mengurangi kemacetan di Jakarta. Dalam kondisi saat ini, MRT Jakarta terapkan protocol kesehatan dalam beroperasi.

Jakarta berada di posisi ke 10 kota termacet di dunia pada tahun 2019, maka dari itu upaya pemerintah membangun MRT yaitu untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di Jakarta. 

Tapi ternyata Jakarta memiliki keindahan sendiri, salah satu contohnya pemandangan gedung gedung tinggi pada saat malam hari yang tidak kalah indah dengan Negara luar. 

Saat ini, MRT memiliki rute perjalanan dari Stasiun Bunderan HI -- Stasiun Lebak Bulus ataupun sebaliknya. Tentunya, hal ini bisa dimanfaatkan warga yang tinggal di sekitar Ibukota untuk mencoba MRT Jakarta.

Karena saya tinggal di daerah Tangerang, saya menggunakan KRL. Untuk mencegah penularan virus covid 19 dan juga mencegah antrian panjang di loket, KAI Commuter Line menerapkan Uang Elektronik, jadi para pengguna KRL dapat menggunakan e-money, flazz bca, dll untuk pembayarannya. 

Kemudian naik dari stasiun Tangerang ataupun stasiun di wilayah Tangerang menuju stasiun Sudirman. Lalu, keluar dari stasiun Sudirman menuju stasiun MRT Dukuh Atas BNI dengan berjalan kaki kurang lebih tiga menit.

MRT Jakarta juga menggunakan Uang Elektronik untuk pembayarannya, supaya mencegah penularan virus covid 19. Masuk ke dalam stasiun, pengguna MRT Jakarta akan di cek suhu dan diperiksa barang bawaan oleh security bertujuan untuk mencegah adanya benda tajam ataupun bersenjata. MRT Jakarta memiliki aturan ketat selama PSBB agar operasional tetap jalan, salah satunya yaitu wajib menggunakan masker setiap saat dimulai dari memasuki pintu masuk stasiun, wajib menggunakan cairan hand sanitizer yang tersedia di stasiun, 

pengguna jasa MRT Jakarta yang memiliki suhu tubuh di atas 37,3 dilarang untuk memasuki stasiun, serta tidak diperbolehkan bicara ketika di dalam kereta. Dari stasiun Lebak Bulus hingga stasiun Bunderan HI hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Harga tiket MRT Jakarta mulai dari Rp. 3.000,- hingga Rp. 14.000,- tergantung tujuan akhir stasiunnya, untuk lebih lengkapnya bisa mengunjungi website jakartamrt.co.id .

Selain itu, dari akun resmi social media instagram @mrtjkt sesuai operasional pada tanggal 1 Maret 2021 terjadi perubahan jam operasional kereta yaitu jam operasional pada hari kerja Senin -- Jum'at pukul 05.00 wib hingga 22.00 wib dengan selang waktu tunggu kereta 10 menit. Sedangkan jam operasional pada weekend pukul 06.00 wib hingga 21.00 wib dengan selang waktu tunggu kereta 10 menit. 

Agar perjalanan dengan MRT Jakarta selama New Normal tidak mengalami masalah, pertama pastikan kondisi tubuh anda sehat, kedua cari tahu dahulu rute dan jam operasionalnya, ketiga bawa barang seperlunya, ketiga tetap patuhi protokol kesehatan dimana pun berada.

MRT Jakarta juga memudahkan para pengguna sepeda baik itu sepeda lipat atau non lipat tetapi dengan syarat dan ketentuan yaitu jam khusus dari Senin-Jum'at dengan pengecualian pada jam sibuk pukul 07.00-09.00 wib dan pukul 17.00-19.00 wib. MRT Jakarta nyediakan fasilitas untuk para pengguna sepeda yaitu adanya jalur sepeda di tangga tangga stasiun MRT Jakarta dengan begitu memudahkan para pengguna sepeda yang ingin mencoba naik mrt. 

Sudah ada di tiga stasiun yaitu Bunderan HI, Lebak Bulus, dan Blok M, jadi para pengguna sepeda hanya mengikuti petunjuk sepeda yang ada di stasiun yang ditempelkan stiker pada lantainya. Kemudian para pengguna sepeda menunggu di gerbong khusus yang ada tanda sepeda non lipat, dan setiap satu rangkaian MRT hanya ada satu gerbong yang bisa masuk sepeda non lipat. Lalu disetiap gerbongnya hanya bisa masuk empat sepeda, dan duduknya juga hanya bisa yang ada stiker sepeda non lipatnya saja. Dan juga tetap mematuhi protokol kesehatan agar mencegah penyebaran virus covid 19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun