Mohon tunggu...
titin septiana
titin septiana Mohon Tunggu... Ilmuwan - ASN

simple lady

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

NKCTHI: Tak Mengapa untuk Ngerasa Tak Baik-baik Saja

24 Januari 2020   20:59 Diperbarui: 24 Januari 2020   21:02 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Beberapa pekan ini, pasca kecelakaan yang menimpaku awal September 2019 silam, aku memerlukan refreshing yang bisa benar-benar bikin fresh. Pasca kecelakaan, tidak hanya raga yang butuh recovery, ternyata jiwaku pun butuh recovery.  

Maka ajakan nobar KJog 18 Januari 2020 di XXI Sleman City Hall kusambut dengan semangat 45.  Aku ngerasa, tontonan ini sangat berfaedah, dan berharap ini sedikit mengobati jiwaku, semoga!Jika hari sebelumnya, aku nonton "Imperfect" sendirian, dan ngerasa itu beneran tontonan yang kubutuhkan, maka kali ini pun aku berharap yang sama.  Tentang "Imperfect" aku ceritakan di postingan yang lain ya.

"Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini" kusingkat jadi NKCTHI aja ya biar simpel.   NKCTHI ini awalnya kutonton di Youtube sebagai miniseri, 3 episode.   Miniseri tentang Awan, arsitek muda dan segala permasalahannya.  Sebelum ini, ada beberapa miniseri, let's say, Surat Cinta untuk Starla, atawa Sore, dua miniseri yang kusukai, soalnya kisahnya ringan dan mengena.

Nah, ketika NKCTHI akan ditayangkan di layar lebar, tentunya aku semangat 45, pertanyaannya kala itu, sama gak to kira-kira NKCTHI versi miniseri dengan layar lebar?  Let's see..

Beberapa menit di awal, aku bingung, agak beda ya dengan miniserinya, gak ada sosok Satria, masih ada Awan sih.  Masih ada juga sosok Angkasa, kakak sulung Awan yang cool dan selalu melindungi adik bungsunya, Awan.  Sempat celingukan juga, kemana Satria yang ada di miniseri ya?

Hmmm, sekarang membahas layar lebarnya aja deh.  NKCTHI ini unik, ini film drama keluarga apik besutan  Angga Dwi Sasongko, sang sutradara yang pernah melahirkan karya besar, film Filosofi Kopi.  Layaknya film drama keluarga lainnya, film ini relatif lambat ritmenya.  Jika yang gak sabaran, pasti ogah mengikuti sampai selesai.  

Film ini berkisah tentang sebuah keluarga, yang terdiri dari ayah Narendra (Donny Damara/Okan Antara), ibu Ajeng (Susan Bachtiar/Niken Anjani), si sulung Angkasa (Rio Dewanto), si tengah Aurora (Sheila Dara Aisha) dan si bungsu Awan (Rachel Amanda), serta polemic mereka.   

Sepintas, keluarga ini sangat ideal, mapan, sejahtera, saling mengasihi, dan terlihat baik-baik saja.  Namun ternyata mereka menyimpan rahasia besar di dalamya.  
Awalnya dimulai dari sang ayah, yang menginginkan tidak ada lagi kesedihan di keluarga mereka, hingga akhirnya dia menutupi sesuatu.  

Awalnya terlihat baik-baik saja, namun ternyata tidak seperti yang nampak di permukaan.  Dan semuanya terbongkar lebih dari dua puluh tahun kemudian.  Hmmm, rahasia apakah yang ditutupi sang ayah?  Tonton sendiri yaaa...

Kalau aku sih ngerasa film ini mendongkrak doktrin masyarakat, bahwa ayah harus kuat, bahwa si sulung harus jadi pelindung bagi adik-adiknya, bahwa ibu harus mendukung suaminya apapun itu, dengan mengesampingkan kebahagiaannya sendiri.   Hal ini tergambar nyata di film NKCTHI ini, bagaimana semua label itu ada kalanya juga harus dibongkar.  

Secara umum, film ini cukup mengaduk emosi penonton, termasuk aku, yang bolak-balik mengambil tisu, hihihi.  Scene paling menyentuh ya ketika ketiga bersaudara Angkasa, Aurora dan Awan berada di rooftop, membahas mereka bertiga.  "Ayah pikir, kita bisa disetel on off, on untuk bahagia, off untuk sedih, kaya robot" protes si tengah, Aurora.

Sepulang dari nonton NKCTHI, aku berfikir, baiklah Tin, kamu sah-sah saja untuk ngerasa tidak baik-baik saja, tidak perlu selalu menafikkan bahwa semua baik-baik saja.  Jika kata Hindia di lagunya, OST NKCTHI, Secukupnya, dia bilang "ambil sedikit tisu, bersedihlah secukupnya".   Maka mari kita lanjutkan hidup, tatkala kebahagiaan dan kesedihan menjadi pemanis perjalanan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun