Anak yang lain juga mengeluarkan komentar yang sama.Â
"Tungguin aja!" pesanku.
Akhirnya selama beberapa menit anak-anak itu asyik sendiri.
Tak lama berselang di grup orangtua, ada pesan dari Pak Ustad kalau paket datanya habis. Jadi anak-anak diminta menunggu 5 menit lagi. He..he.. Ada-ada saja.Â
Sudah bukan rahasia kalau penggunaan aplikasi yang sedang naik daun itu (He..he.. maaf ya tidak saya sebutkan. Nanti dikirain saya ngiklanin aplikasi tersebut) banyak menyedot kuota. Ipar saya sampai berlangganan wifi karena kuota prabayar yang biasanya bertahan hingga sebulan, dalam 3 hari sudah habis karena pertemuan kuliah jarak jauh yang dijalani anaknya selalu menggunakan aplikasi ini.
Tapi, ini bukan hanya soal kuota, karena jaringan internet yang stabil juga diperlukan.Â
Singkat cerita, anak saya harus mengikuti pertemuan daring dengan guru kelasnya (saya kebetulan dapat jadwal WFO (Work From Office) sehingga anak saya ditemani oleh kakak sepupunya). Kuota yang digunakan punya kakak sepupunya, karena anak saya hanya menggunakan internet bila ada saya (menggunakan hotspot).
 Setelah saya tanyakan bagaimana hasilnya, dijawab kalau dari tadi mutar-mutar terus (maksudnya loading), begitu sudah masuk eh...keluar lagi. "Kakak sampai capek," curhatnya.
Rupanya di wilayah kami, kartu yang digunakan kakak sepupunya memiliki koneksi data yang kurang stabil.Â
Hasilnya pasti akan berbeda bila teknologinya telah menggunakan jaringan transmisi seperti SNCP - jaringan "ring" dengan cadangan, ASON - Jaringan optik dengan pemilihan jalur otomatis, BFD - deteksi gangguan jaringan dua arah , yang secara otomatis mengalihkan koneksi data ke jalur jaringan optik cadangan jika terjadi gangguan di jaringan optik utama, seperti 3 Indonesia.Â