Mohon tunggu...
Titiek Septiningsih
Titiek Septiningsih Mohon Tunggu... Lainnya - IRT yang merangkap sebagai ASN dan mencoba mengasah kemampuan menjadi penulis

5 tahun bergabung di Sekolahalam Bontang (2003-2008). Saat ini mengabdikan diri sebagai ASN di Kota Banjarbaru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerdas Beragama ala Kartini

21 April 2020   13:49 Diperbarui: 21 April 2020   14:04 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
R.A. Kartini (Foto : Wikimedia Commons)

Potongan surat Kartini pada sahabatnya ( Foto : steemit.com)
Potongan surat Kartini pada sahabatnya ( Foto : steemit.com)

Masih di surat yang sama, R.A. Kartini menyatakan kekecewaan sekaligus kritikan pada Agama Islam (baca : ulama) yang hanya mengajarkan membaca Al Quran tapi tidak memperkenankan Al Quran itu diterjemahkan ke dalam bahasa mana pun. 

Sama saja seperti belajar bahasa Inggris, harus hafal semua kata-katanya tapi tidak ada satupun yang diketahui maknanya. 

"Lagipula agamaku Islam karena nenek moyangku beragama Islam. Bagaimana bisa cinta agamaku kalau aku tidak kenal dan tidak boleh mengenalnya?"

Pada saat itu, seseorang akan dianggap saleh kalau bisa membaca Al Quran. 

Potongan surat Kartini pada sahabatnya (Foto : steemit.com)
Potongan surat Kartini pada sahabatnya (Foto : steemit.com)

Dilansir dari atlantis-Indonesia.org, pada akhirnya keinginan Kartini untuk dapat mengerti Al Quran terkabul setelah bertemu dengan Kyai Sholeh. 

Dalam pertemuannya dengan Kyai Sholeh Kartini bertanya kenapa selama ini ulama melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al Quran ke dalam bahasa Jawa? Bukankah Al Quran adalah bimbingan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?

Percakapan dengan Kartini menggugah kesadaran Kyai Sholeh untuk melakukan pekerjaan besar. Menerjemahkan Al Quran ke dalam bahasa Jawa. Sebanyak 13 juz terjemahan diberikan sebagai hadiah perkawinan Kartini. 

Mengerti akan ajaran agamanya membuat pandangan Kartini terhadap agamanya berubah. Hal ini tercermin dalam surat yang dikirimkannya kepada Ny Van Kol tanggal 21 Juli 1902 dan 1 Agustus 1903. "Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu hamba Allah SWT."

Masya Allah. Malu rasanya hidup di zaman dimana terjemahan Al Quran ada dimana-mana tapi tidak juga berusaha mempelajarinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun