Puisi Sambung
Tema : Senja
Semburat langit seperti Marigold Oranye
camar-camar menuju sarang
hingga mentari tenggelam berganti malam
Aku terdiam dalam lamunan
Angin malam merasuk dalam jiwa
Aku tak peduli meski rasa dingin menyerap.
Hujan datang menyapa senja
Berguguran bersama kenangan
Hujan tak pernah salah
Senja yang terlalu perasa
Rasa dingin menyerap menelisik pori
Gigil getarkan asa tiada terperi
Rintik rinai jatuh dari pelupuk mata
Menerawang lamunan dia yang hilang
Senja luruh, Â alam memudar warna
Ikhlas melepas semua yang fana
Ranting melepas daun-daun kering
Kuning, kecoklatan garing
Terbang diterpa angin berganti musim
Jejak hujan masih basah
Tanah tak terpijak
Melewatkan senja, menggigil pucat kelabu
Melepaskan segala yang pernah bersemi
Sungguh bukan perihal mudah bagi hatiku
Setelah sekian purnama memendarkan lembayung di langit kalbu
Akhirnya musim kehilangan harus kujelang jua
Musim kala mega berselimut jelaga
Seolah ia memendam berjuta nestapa
Akhirnya memuntahkan gerimis pilu
Hingga senja tenggelam, tak kunjung berlalu
Senja kelam lalu tenggelam
Menutup bayangmu yang muram
Mega-mega tak ada jejak ronanya
Kubisikkan pinta agar kau bahagia di sana
Kala surya meninggalkan buana
Nampaklah air mata senja
Ia sekejap memberi warna
Menorehkan setitik nuansa surga
Hanya sedetik, lalu sirna
Meninggalkan jejak cinta