Mohon tunggu...
Titi Ariswati
Titi Ariswati Mohon Tunggu... Penulis - Puisititi untuk sahabat sejati

Jemari menari tebar asa suci menuju mulia hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senandika dalam Gelap

4 Desember 2021   10:38 Diperbarui: 4 Desember 2021   10:42 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit tidak lagi  biru, kelabu merata seluas mata memandang begitupun laut dan pulau. 

Aura dingin gunung es mungkin menyekapmu tak berkurik, aku tertawa terbahak-bahak. 

Rasakan tatap mata pedangku dan sambaran kilat halilintar. Kita bertarung dalam sunyi yang menggemuruh. 

Sementara kau menjauh,  aku siapkan kobaran api yang meluncur dari dada, membakarmu sampai hangus tak bersisa

kaulah manusia topeng 

Hadapi aku  manusia asli yang unjuk seringai gigi taring siap mencabikmu

Ayo majulah,  api telah bwrkobar menyala pedang tlah terhunus tendangan siap melayang 

Tawaku membahana kejutkan samudra luapkan ombak melumat pantai

Selamat tinggal,  aku tlah menang untuk pergi tak perlu lagi alasan

Teluk Penyu, 4 Desember 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun