Air mata jangan berdesakan keluar, Â aku tidak suka. Â Bukankah cukup berharap ampunanNya? Â Kesakitan hati tak seberapa dibanding karunianya. Lihatlah mentari yang bersinar. Mata masih awas menatap, Â kulit terasa hangat merasa. Dengar suara-suara yang mengudara. Bahkan bisik anginpun menelusup lembut di telinga.Â
Ayolah, Â dia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Â Hanya selembar kertas yang menyatukan dalam satu atap. Â Sudahi segala rasamu. Bangkitlah. Â Susun remcana masa depan yang gemilang.Â
Pergilah selama ada kesempatan, Â untuk menjeda dan kembali penuhi kewajibanmu.Â
Carilah karunia dan rahmatNya
Airmata
Aku tak mengharapkan kau ada, Â selama hanya karena manusia.Â
Purwokerto, 29 Nopember 2021