Mohon tunggu...
Titi Warsiti
Titi Warsiti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang yang simple, ceria dan senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pasangan Hidup yang Bagaimana yang Kamu Harapkan?

13 Oktober 2011   23:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:59 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_136741" align="aligncenter" width="320" caption="Luka Hati, from google image"][/caption] Sebagian dari kita pasti menginginkan pasangan yang ideal, dari segi fisik pasti yang tampan/cantik, dari segi materi yang kaya/berada, kesemuanya harus memperlihatkan kesempurnaan. Tapi sering kita tidak sadar semakin kita mengejar 'kesempurnaan' yang ideal itu semakin kita tidak puas dan semakin sulit mendapatkannya dan semakin jauh dari apa yang kita harapkan, karena kesempurnaan itu hanya milik Allah dan yang namanya makhluk adalah tempatnya keterbatasan dan kekurangan. Sesungguhnya kebahagiaan hidup yang kita cari bukan terletak pada kesempurnaan pasangan kita yang dalam ukuran ideal/tidak, tapi cara kita sendiri menilai kebahagiaan itu yang jelas kita melibatkan hati sebagai alat ukurnya. Ada sebuah ungkapan yang bunyinya: Anda tidak perlu menunggu menjadi kaya, terkenal atau mungkin sembuh dari penyakit untuk merasa bahagia, karena bahagia itu sangat sederhana, kuncinya adalah selalu bersyukur atas apapun yang terjadi dalam hidup. Orang kaya tidak pernah puas dengan apa yang mereka dapatkan, cenderung tidak merasa bahagia, sementara orang miskin terbiasa bersyukur atas anugerah-anugerah kecil yang mereka terima sehingga mereka selalu merasa bahagia. Lalu apa dong parameter untuk kita bisa menentukan bahwa inilah pasangan hidup yang pantas buatku? Kembali lagi janganlah kita menggunakan istilah 'pantas' atau 'tidak pantas' buat menentukan pasangan hidup, karena pasangan hidup bukan pakaian, bukan assesories dan lain sebagainya, dan lagi pantas itu nilainya sangat relatif sebab pantas buat kita belum tentu pantas buat orang yang melihatnya selain diri kita. Sesungguhnya ada cara mudah bila kita ingin memilih pasangan yang sesuai yang kita harapkan, mau tahu? Sepatutnya kita bisa menerima pasangan kita apa adanya, bukan karena pasangan kita ada apanya..., dan sesungguhnya kita saling pengertian saja, karena hidup bahagia itu adalah hidup yang selalu mensyukuri, saling berbagi dan saling memahami perbedaan yang ada guna saling melengkapi satu sama lainnya. Dan ada lagi sebuah ungkapan yang patut kita ingat dalam memilih pasangan yaitu: Pilihlah pasangan yang mampu membuat kita lupa bahwa hati kita pernah terluka... Makna dalam ungkapan itu bila kita renungkan sangat dalam sekali dan bersyukurlah bila kita bisa menemukan pasangan yang bisa melakukan sesuatu dalam hidup kita sehingga kita dibuat lupa akan semua 'luka hati' yang pernah kita alami, dan letak kebahagiaan itu sesungguhnya ada di dalam hati dan bila hati kita bebas dari semua jenis luka, maka hidup kita-pun akan merasa bahagia. Jadi upaya dalam mencari pasangan kita, jangan mencari pasangan yang selalu membuat hati kita luka dan semakin luka, tapi carilah pasangan yang bisa membuat hati kita lupa akan semua luka yang pernah ada. Semoga goresanku dihari Jum'at ini bisa memberikan kesejukan di hati kita dan selamat menunaikan ibadah Sholat Jum'at, semoga semua hati kita mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya, Amin. Salam Bahagia, Titi.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun