Mohon tunggu...
Tiska Dwi
Tiska Dwi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Membentuk Diri Lebih Berpikir Logis Dan Sistemastis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Anak Sulit Memahami Matematika? Waspadai Diskalkulia

17 November 2022   13:00 Diperbarui: 17 November 2022   13:00 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan saat ini merupakan hal yang penting untuk menunjang kehidupan di masa depan. Dalam dunia pendidikan, kita harus mengalami apa yang disebut proses belajar, yang mempengaruhi hasil belajar kita. 

Agar proses belajar kita dapat berjalan dengan maksimal, kita harus mengetahui cara yang benar dan efektif dalam memahami informasi atau pelajaran kemudian kita harus mengetahui kesulitan belajar. 

Setiap anak pasti memiliki caranya sendiri dalam memahami kurikulum. Stimulus yang diterima anak dapat ditangkap oleh panca indra manusia untuk kemudian diolah oleh otak. 

Tahukah Anda bahwa setiap anak memiliki tingkat kepekaan yang berbeda terhadap setiap indera yang dimilikinya? Apakah lebih mudah dipahami dengan melihat gambar? Apakah Anda lebih cepat mengerti dengan latihan? Atau apakah Anda lebih suka memahami informasi dengan mendengar? Dan apakah anda tahu bahwa setiap anak memiliki kesulitan belajar yang berbeda terhadap setiap gangguan yang dimilikinya? Apakah anda mempunyai kesulitan belajar dalam menulis dan mengeja? Apakah anda menpunyai kesulitan belajar dalam membaca, menulis, dan mengeja? Atau apakah anda mempunyai kesulitan dalam pelajaran matematika? Waspadai diskalkulia yang bisa terjadi pada anak.

Apa itu diskalkulia?

Diskalkulia adalah ketidakmampuan berhitung karena gangguan sistem saraf pusat. Siswa juga cenderung memiliki keterampilan persepsi sosial yang lemah, konsep arah dan waktu yang lemah, dan kehilangan ingatan. 

Kondisi ini dapat menyebabkan anak menghindari pelajaran matematika dan merasa cemas saat menghadapinya. Satu studi memperkirakan bahwa sekitar 3-7% orang dewasa dan anak-anak menderita diskalkulia. Hal tersebut sesuai yang dikatakan oleh Suharmidi, 2015

Mari kita pelajari lebih lanjut tentang gejala, penyebab, dan cara mengobati dyscalculia. Setelah mengetahui apa itu diskalkulia, Anda juga perlu memahami berbagai gejala diskalkulia pada anak. 

Gejala diskalkulia adalah sebagai berikut dibagi dengan usia dan tahap perkembangan anak. Beberapa ahli percaya bahwa penyebab diskalkulia adalah kurangnya pembelajaran matematika sejak dini. 

Hal ini menyebabkan jalur saraf yang mereka butuhkan untuk memahami matematika gagal berkembang. Diskalkulia juga dapat terjadi sendiri atau bersamaan dengan keterlambatan perkembangan dan gangguan neurologis lainnya pada anak-anak. 

Oleh karena itu, anak dianggap lebih mungkin mengalami diskalkulia jika mengalami disleksia, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan kecemasan, atau depresi. Hal ini juga bisa terjadi dalam keluarga. Namun, para ahli belum mengidentifikasi gen yang terkait dengannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun