Mohon tunggu...
Tugas harian
Tugas harian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tersenyumlah yang lebar hingga merobek pipimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Asbak dari Tulang

27 Mei 2021   01:12 Diperbarui: 27 Mei 2021   01:16 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

asbak dari tulang
dimana tertampung kita hari ini
yang sedang melingkar di atas sofa
dan menyalak sebuah api.

kadang aku bermimpi seperti abu;
bisa saja malam ini,
atau mungkin besok
aku sudah bagian dari nyawa alam.

dan tentu saja
kau tidak dapat merelakan aku pergi.
karena begitu pula diriku
dihadapan Maha api.
tapi untuk harga dari sebuah kasih sayang,
kadang meremukkan jantung,
mudah untuk dilakukan.

karena saat kau putuskan untuk padamkan api
di atas permukaan asbak dari tulang,
maka kita telah menjadi nyawa yang sesak;
yang sekejap lenyap dilebur oleh O2.

tapi apa gunanya aku berkeringat,
jika kau menghilang begitu saja
dan menyisakan kenangan
bercinta yang kelabu.

maka ciuman yang terakhir itu,
harus begitu panas;
karena abu yang telah dingin,
mudah digoyahkan angin
menjadikannya tak dikenang kembali.

2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun