Mohon tunggu...
Tirta Adithiya nugraha
Tirta Adithiya nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - sedikitpi mahanganggur

bercita - cita menjadi elit global dan penerbang roket

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perawan Milik kita

20 Maret 2021   22:23 Diperbarui: 20 Maret 2021   22:48 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perawan milik kita.
Layaknya kita tengkarkan celana dan rok milik siapa. 

Perawan tak pernah dianggap suci.
Tidak pernah aku lihat babi betina
Suci,
Walaupun ia adalah gadis periang
Yang melompat - lompat menuju taman
Hendak bermain kotak pasir dan rumah - rumahan.

Perawan berjalan sama seperti kehilangan
Lalu bila semua perawan
Jauh sebelum khuldi mengenalkan diri
Sebagai jembatan.

Maka perawan kau hilangkan,
Akan menjadi awan yang berbentuk
Kehendak mata yang melihatnya.

Kebetulan aku melihat awan hitam
Menurunkan hujan di atas kuburan
Menumbuhkan bunga matahari mencari ibunya.
Tentang harapan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun