Mohon tunggu...
Tirta Adithiya nugraha
Tirta Adithiya nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - sedikitpi mahanganggur

bercita - cita menjadi elit global dan penerbang roket

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jeritan Penjemput Malam

22 Januari 2021   04:02 Diperbarui: 22 Januari 2021   04:14 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sang penjemput malam
Terkekang
Terkatung - katung dalam rinai
Gelap dan celaka.

Ia tidur bersebelahan ranjang
Seekor kenari berhenti bernyanyi
Mengigil dan
Di bawah ada tumpukan mayat
Ia pungut di jalan
Sewaktu semua orang menari dalam
Jeritan.

Yah, jeritan.
Sebuah lagu metal yang terkesan
Melengking menyembah ketakutan
Terpontang - panting layaknya
Tanah dan hari itu mereka sadar mereka tanah
Dan melawan melalui jeritan
Suara itu bermekar
Memutus urat - urat
Jeritan

Berita.
Sebuah sangkar mataku
Melihat kecupan duka
Dan aku berjalan melangkah
Menjadi pejuang malam
Pejuang malam berkantung orenc
Membagikan kasih sayang
Layaknya surat dari kekasih
Kepada gembel rasa sayang
Rasa lapar.
Malam tanpa bohlam

Keributan sana - sini
Kekacauan sini - sana
Aku lihat minimarket seperti
Orang kafir.
Diperangi demi gonimah.
Demi kepuasan lapar
Atau demi Tuan ketakutan?
Membasuh jeritan
Menangkal perangai malam
Yang dingin tanpa selimutan
Dan simultan

Apalah arti sebuah kovid
Dalam lagu lagu jeritan
Dimana mayat dan penderitaan
Tak dibedakan oleh tanah
Dan kita berdiam mengetuk
Jantung
Membacakan doa
Tanpa mahu,

Ah.
Sang pejuang malam kini sadar
Kesakitan itu apa.
Perut itu lapar bagaimana
Dan makna sebuah jeritan
Bukan senja
Pagi,
Atau perjuangan cinta
Yang terkhianati.
Pelakunya adalah kau
Kusumpal - sumpal pada diksi.

Jeritan adalah derita
Dan derita adalah kata.
Kata - kata yang tak dapat
Kau ucapkan pada
Tumpukan mayat di bawah ranjang ku.
Sang penjemput malam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun