Obralan berlanjut, sambil dia menunggu mie instan dan aku menyedu kopi, menghidupkan rokok kretek yang dari tadi aku main-mainkan di jariku, namun belum ku nyalakan.
"Ngak mudik Mbak," tanya ku membuka pembicaraan.
"Ngak. Tiket mahal mas."
"Asalnya dari mana Mbak."
"Dari Purbalingga."
"Deket tuh. Nggak naik kereta?"
"Ngak, malllles," jawabnya dengan nada manja. "Pengennya naik pesawat."
Tak beberapa selang, mie instan yang disediakan Mbok pun dihidangkan. Sarmina langsung menyantap.
Melihat dia fokus makan, aku main-main handphone. Dilalah, sambil makan, matanya mengedip ke arahku.
"Waduh," gumamku sambil tak kuhiraukan.
Sehabis mie rebus raib di perutnya, ia memesaan rokok satu batang. Sambil menggeserkan tempat duduknya ke arah ku.