Mohon tunggu...
Tintus  Gustamal
Tintus Gustamal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa katanya

---

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Sebagai Media Propaganda

21 Juni 2021   03:00 Diperbarui: 21 Juni 2021   06:27 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepak bola salah satu olahraga paling populer di dunia yang juga paling banyak disorot oleh media sudah sangat tidak asing lagi tentunya ditelinga kita. Dengan banyaknya sorotan yang didapat bukan tidak mungkin sepak bola dapat digunakan sebagai media untuk berbagai hal, seperti media untuk, promosi atau bahkan sebagai media untuk melancarkan sebuah propaganda.

Penggunaan sepak bola sebagai media propaganda ditenggarai akan cukup efektif untuk dilakukan, karena sangat potensial sekali untuk mencari dan mendapatkan basis dukungan melalui olahraga ini.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk melancarkan sebuah propaganda melalui sepak bola dimulai dari pemanfaatan basis supporter, melalui iklan dan sponsor, penguasaan TV rights, kepemilikan saham klub, pemanfaat situasi konflik, dan melalui pembentukan sebuah kompetisi atau kejuaraan.

Sebagai salah satu olahraga paling digemari di seluruh dunia, negara dapat menggunakan sepakbola untuk menunjukkan posisinya, menanamkan pengaruh, ataupun menunjukan prestise negaranya dalam politik internasional. Padahal seluruh asosiasi sepak bola baik di tingkat nasional, regional, sampai internasional sama – sama sepakat bahwa keindahan sepak bola tidak boleh terkontaminasi oleh muatan politik apapun.

Pertandingan sepak bola antar negara di level internasional akan terasa lebih menarik untuk ditonton, karena ditambah dengan intrik – intrik nasionalisme. Para pemain biasanya akan tampil lebih ngotot dan emosional karena mereka bertanding untuk menjadi representasi dari negara mereka masing – masing. Pada saat itu pula, bukan tidak mungkin kepentingan nasional suatu negara dapat mengintervensi pertandingan atau bahkan sepak bola lah yang menentukan kebijakan luar negeri suatu negara.

Konflik yang terjadi antara Israel dengan Palestina juga ditenggarai dapat menjadi salah satu kasus utama yang dipolitisasi dalam ranah sepak bola, khususnya bagi negara yang mendukung Palestina.

Dalam beberapa kasus, pertandingan sepak bola dijadikan wadah untuk menunjukan sikap politis dalam konflik Israel – Palestina.

Contoh pertama ialah pada saat menjelang bergulirnya putaran final Piala Dunia 2018, tepatnya seminggu sebelum kick off rencananya Israel akan menyambut tim nasional Argentina bersama dengan superstar mereka, Lionel Messi, di Teddy Kollek Stadium Jerusalem, namun tim nasional Argentina memutuskan untuk menunda pertandingan tersebut.

Menurut pendapat ketua Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA), Chichi Tapia, penundaan pertandingan tersebut ditenggarai karena adanyan ancaman dari ISIS yang didapat oleh Timnas Argentina, khususnya untuk Lionel Messi.

Di lain sisi Presiden Asosiasi Sepak Bola Palestina, Jibril Rajoub menepis keterlibatan dirinya dan Timnas Palestina atas aksi ancam tersebut. Ia berpendapat bahwa kejadian ini ialah murni perbuatan politisasi yang dilakukan Israel yang ditandai dengan pemindahan venue pertandingan dari Haifa ke Jerusalem.

Jauh sebelum tindakan Argentina yang menunda kunjungan mereka ke Israel, Indonesia juga pernah melakukan hal yang sama yaitu menolak untuk bertandang ke Israel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun