Mohon tunggu...
Iin T Wahyuni
Iin T Wahyuni Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, suka menulis dan membaca

Lahir di Mojokerto, ibu dari 4 orang anak. Pegiat Pendidikan Anak Usia Dini dan Terapis Menulis untuk Bahagia Domisili di Vila Gunung Buring Cemorokandang Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kejaiban Malam (Bagian-1)

29 Maret 2020   22:23 Diperbarui: 29 Maret 2020   22:41 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Datangnya malam seolah mengisyaratkan kebebasan bagi seorang ibu. It's me time! Pekik hatinya. Benarkah? Mungkin. Saat dirinya bisa beristirahat dari lelah rempong tugas seharian. Dari berisik dan gangguan si kecil. Jika itu yang ada dalam benak para ibu, maka hilanglah berjuta kesempatan meraih keajaiban. Yang biasanya malah terlewatkan karena orang tua lebih suka memilih jalan konvensional, dengan menginvestasikan lebih banyak waktu, pikiran dan tenaga dengan cara biasa dunia.

Benar, ada keajaiban di malam hari. Tangkap itu, Ibu! Ia berhamburan di sekelilingmu bahkan hingga di lingkup atmosfer terjauh. Dengan titah-Nya keajaiban itu bekerja hingga di kedalaman perut bumi. Juga di kelebat hitam para nokturnal bersama angin. Atau bahkan dalam pelukanmu, dalam diri putra-putrimu ketika ia membuka hatinya untukmu saat kau antar tidur dengan bahagia.

Allah kirimkan malam bukan hanya untuk membuat kelopak mata kita terpejam. Melainkan untuk mengizinkan rangkaian sistem-Nya di alam semesta menyempurnakan karyanya untuk manusia. Tidakkah Ibu ingin membalas cinta-Nya itu dengan memijarkan keajaiban yang ada pada putra-putrimu? Agar mereka kelak bisa membanggakanmu di hadapan-Nya karena mereka mampu menghayati dan menghidupkan ayat-ayat-Nya dalam jiwa. Simaklah kalam-Nya:

Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (QS.Al Qashash : 73)

Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya. (QS. Fushilat:37).

Tangguhkan dulu memoleskan krim malam di wajahmu, Ibu. Hampirilah putra-putri kecilmu agar mereka bisa mencium pipimu dengan lucu. Bersabarlah untuk sejenak bercengkerama bersama mereka sebelum memeluk mimpi.

Singkaplah tabir malam yang bermakna PENGHEMATAN, PERCEPATAN atau PENGINSTALAN segala nilai kebaikan yang ingin disematkan orang tua pada kehidupan anaknya. Jangan tergopoh-gopoh menyulap malam yang bertabur hikmah dari Sang Pencipta menjadi gelap menyeramkan, hanya gara-gara ingin anaknya segera tidur lalu diri sendiri bisa beristirahat.

Kondisi malam saat beristirahat setelah anak lelah beraktivitas seharian mengantarkan gelombang otak anak pada frekuensi gelombang alfa (8-12 Hz). Ini adalah frekuensi paling ideal untuk mengakses potensi alam bawah sadar seseorang.

Secara alami anak selalu berada pada kondisi gelombang alfa. Hanya, saat dia sedang siap beristirahat dengan tubuh kecilnya yang berelaksasi maka dia sedang berada di salah satu KONDISI TERBAIK untuk menerima pemrograman pikiran. Lihat bulu matanya yang mulai mengerjap-ngerjap oleh rasa kantuk. Membayangi pandangan bahagianya saat melihat orang tuanya datang.

Mungkin mata si kecil mengisyaratkan hasrat terpejam, namun telinganya selalu aktif mendengar. Lewat pendengarannya inilah seorang ibu memperoleh peluang emas untuk menjadi programer mental dan motivator terbaik bagi anaknya. Melebihi para mentor atau motivator terkenal dan mahal di luar. Sebuah penginstalan efektif untuk motivasi intrinsik serta pola terbaik dalam semangat berprestasi secara permanen lagi murah.

Karena ikatan cinta juga perhatian yang selalu ia terima, pintu alam bawah sadarnya semakin terbuka lebar. Untuk input apa pun yang bakalan ia terima. Maka berhati-hatilah Ibu, dalam mengelola keajaiban malam! Sesaat kesempatan itu janganlah terlewat hanya karena ibu lebih sibuk dengan urusan pekerjaan atau perawatan dirinya. Sudah terlalu besar porsi untuk kedua urusan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun