Mohon tunggu...
indra
indra Mohon Tunggu... Wiraswasta - karyawan malas yang ingin merdeka dan punya usaha sendiri

benar menurut saya, benar menurut anda, dan kebenaran sejati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaknai Bulan Puasa

8 Mei 2019   19:12 Diperbarui: 8 Mei 2019   19:56 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bulan ramadan sebentar lagi akan tiba, holy mount yang ditunggu tunggu umat muslim di seluruh dunia. sebagaimana biasanya umat muslim di seluruh dunia akan melewati kurang 30 hari puasa, lalu menyambut hari raya idul fitri dengan gema takbir yang menggetarkan hati, arus manusia dari kota ke desa, dari barat ke timur kalau di pulau jawa. bulan ini sebenarnya bulan yang menyenangkan sekali, beberapa hari sebelum bulan puasa sampai pada tanggalnya, orang orang berdatangan ke kuburan. membersihkan makam orang tua, kerabat dan sanak saudara. 

penjual kembang kembang berjejeran di pintu masuk dan jalan sekitar kuburan orang akrab menyebutnya dengan nama nyekar. sekolah sekolah, instansi instansi khususnya yang berhubungan dengan pendidikan melakukan pawai taaruf, berkeliling kampung menyusuri jalan jalan dengan bersholawat, beberapa menabuh drumb band sambil membagikan jadwal buka dan imsyak.

pada hari pertama puasa seperti biasa saluran televisi sudah siap dengan acara siraman rohani atau kultum menjelang berbuka puasa, sementara menjelang buka puasa pertama jalanan macet, motor dan mobil padat  merayap melambatkan kendaraan sambil lirik kanan-kiri mencari ta'jil, mencari hidangan untuk puasa, mencari makanan yang hanya ada tersaji pada bulan puasa.

Di lain tempat masjid masjid berkultum dan bersiap dengan bergelas gelas kolak untuk berbuka puasa perdana, setelah berbuka puasa orang orang berbondong boondong ke masjid , tak seperti biasanya dan memang moment nya masjid masjid ramai sampai mengular ke halaman para jamaah yang datang dari berbagai penjuru. ouh... menyenangkan sekali pikirku

berlanjut hal yang sama pada hari kedua ketiga sampai ketujuh,  hal yang unik adalah sesudah bulan puasa melewati hari ketujuh orang cenderung berubah dalam hal menjalankan rutinitas di bulan puasa, mulai banyak orang ngebul di pojokan pas istirahat kantor, warteg warteg berkerudung mulai ramai pembelinya.

Pada sore hari tidak terlalu ramai orang membeli ta'jil beserta makanan untuk buka puasa, masjid masjid mulai sepi kembali, mulailah jamaah yang mengular sampai halaman pada hari ke satu sampai ketujuh romadhon ini berkurang se shaf demi se shaf, seiring bertambahnya hari semakin hilang rutinitas rutin awal awal puasa itu. 

Apalagi kalau sudah sampai bulan setengah, sudah melewati nuzulu qur'an, orang orang mulai  memikirkan mudik mereka ke kampung halaman, walaupun masih bulan puasa banyak yang makan minum di tempat terbuka, cuek saja seolah olah mereka lupa atau memang norma di masyarakat kita yang buruk. 

Sebenarnya jika menggunakan akal sehat seperti kata rocky gerung, coba pikirkan kita memaknai bulan puasa itu bagaimana?? apakah kita memaknainya sebagai bulan untuk memperbaiki diri selama seminggu lalu setelah lewat seminggu kita bosan, jenuh,  setelah lebaran kembali berubah lagi, tidak ada perubahan perilaku dan keimanan dalam diri kita. berlanjut pada tahun tahun yang akan datang  atau kita sebenarnya hanya main main saja, ikut ikut memeriahkan saja di bulan puasa ini?? entahlah hanya alloh yang tahu niat, isi hati dan (asli) baik buruknya perilaku seseorang dan suatu kaum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun