Mohon tunggu...
Tinta Digital
Tinta Digital Mohon Tunggu... Administrasi - Akun ini saat ini bersifat pribadi dan dimiliki oleh satu orang

Tinta Digital adalah karya asli Kelas Cyber Journalism Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2015 FISIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin . Semoga menjadi inspirasi buat pembaca

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Enigma vs Colosus, Teknologi di Era Perang

26 November 2018   00:00 Diperbarui: 26 November 2018   10:10 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Enigma dalam Film The Imitation Game || Sumber : Film The Imitation Game

Terdapat kaitan erat antara mesin komputer dengan berakhirnya perang dunia ke-2  yang dimulai oleh Jerman.  Sejarah telah mencatat bagaimana kelamnya perang dunia ke-2 dimana hampir seluruh penjuru dunia terdapat medan perang, antara pihak Non Blok dan Sekutu. Dari sejarah pula, dapat kita ketahui kekalahan dialami oleh pihak NonBlok yang akhirnya menyebabkan kerugian internal yang cukup luas.

Dalam artikel ini, kita tidak akan fokus untuk membahas perang dunia ke-2, namun kita akan fokus pada kunci utama berakhirnya perang dunia ke-2. Komunikasi. Yap! Salah satu alasan mengapa Hitler berani memulai perang dunia ke-2 ialah karena ia menyadari betapa vitalnya komunikasi, dan jika ia mampu mengendalikannya, maka daratan Eropa akan mampu ia kuasai. 

Pada perang dunia ke-2, Jerman memiliki sebuah alat komunikasi yang mampu mengenkripsi pesan, sehingga pesan tersebut akan sulit di baca oleh siapapun kecuali ia mengerti kode tersebut, sehingga, andai Inggris mampu menyadap pesan tersebut, maka Inggris harus mampu menterjemahkan pesan tersebut untuk mengerti pesan apa yang telah disebarkan dikalangan pasukan Jerman. Alat itu disebut dengan Enigma. Sederhananya seperti kode Morse. Jika pembaca pesan tidak mengerti bahasa kode Morse, maka pesan yang ada tidak akan berguna dan tidak akan bisa dipahami.

Ini adalah permainan strategi dan politik yang cukup rumit. Mengetahui setiap kegiatan komunikasi dari lawan akan memudahkan menyusun strategi satu langkah di depan ketimbang musuh. Hal ini yang disadari Hitler, dan dengan Enigma, ia mampu menghambat perkembangan strategi perang yang dilakukan Inggris dan berhasil  satu langkah di depan. 

Oleh karena itu, tentara Nazi sempat menduduki beberapa wilayah penting pada saat itu. Belum lagi, keadaan Inggris yang sulit saat itu menambah kekalutan di Inggris. Bahan makanan yang dikirim oleh Amerika selalu disergap oleh pasukan Jerman. Inggris tidak mengetahui adanya penyergapan, berkat Enigma.

Alan Turing, seorang ahli Matematika, Kriptografi dan Logika ialah orang yang mampu "mengalahkan" Enigma. Ia adalah seorang jenius  yang menemukan cikal bakal mesin komputer yang kita kenal sekarang ini. 

Alan Turing bersama rekan-rekannya berhasil menciptakan sebuah mesin dekripsi yang mampu menterjemahkan secara otomatis kode-kode dari Enigma. Dalam film "The Imitation Game", alat ini diberi nama Christopher, yaitu nama dari seorang teman kecil Alan. Sedangkan, dalam sejarah ada yang menyebutnya dengan Colossus, adapula The Bombe.

Ilustrasi Gambar Colossus/The Bombe || Sumber : Film The Imitation Game
Ilustrasi Gambar Colossus/The Bombe || Sumber : Film The Imitation Game
Ditemukannya alat ini, membuat Inggris mengetahui setiap pergerakan tentara Nazi. Hal ini memudahkan Inggris untuk menyusun strategi dan menyerang balik Nazi. Pada akhirnya, Inggris memenangkan peperangan karena mampu menyusun strategi yang lebih efektif dan efisien berdasarkan informasi dari pesan yang telah diterjemahkan dari Enigma.

Dalam sejarah, Colossus/The Bombe ini ialah cikal bakal tercipta Komputer sekarang ini. Alat yang mampu berpikir dan menterjemahkan secara otomatis. Konsep dasar alat ini menjadi landasan penciptaan komputer-komputer yang ada di era kini. 

Oleh karena itu, Alan Turing dikenal sebagai Bapak Komputer, meskipun dirinya sempat berada dalam masa tersulit dimana ia diketahui sebagai Gay dan dimasa itu, Inggris menganggap Homoseksual adalah pelanggaran berat, sehingga membuat Alan kehilangan segalanya. 

Dengan berbagai tekanan yang ada, Alan akhrinya bunuh diri dengan memakan Apel yang mengandung Sianida dirumahnya pada tahun 1954. Pada tahun 2013, Ratu Elizabeth memberikannya Anugerah Penghargaan Anumerta untuk membersihkan namanya, berkat jasanya yang besar untuk masa ini.(VON)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun