Mohon tunggu...
Tino Watowuan
Tino Watowuan Mohon Tunggu... Wiraswasta - MDW

Orang kampung; lahir, tinggal, dan betah di kampung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hak Difabel Flotim yang Belum Terpenuhi Direspon Caritas Germany

23 Februari 2022   14:37 Diperbarui: 23 Februari 2022   14:53 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bekerja sama dengan Caritas Germany, Forum Komunikasi Keluarga Dengan Anak Difabel (FKKDAD) Caritas Larantuka menggelar workshop di Desa Pajinian, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa, 22 Februari 2022.

Kegiatan ini digelar dengan maksud membangun ketangguhan difabel dan masyarakat inklusi di Kabupaten Flores Timur (Flotim) terhadap bencana melalui kemandirian kelompok ULDPB-BPBD integratif.

Hadir dalam kegiatan ini, Direktur FKKDAD, Arnoldus Dominikus Duli Uran bersama pengurus, Sekretaris Kecamatan Adonara Barat, Latif Sulaiman bersama staf, Kepala Desa Pajinian, David Sanga Lamawato bersama aparat, Ketua BPD, Yuvenalis Kapitan bersama anggota, perwakilan kaum difabel desa Pajinian, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta tokoh perempuan.

Workshop yang diadakan di Aula Kantor Desa Pajinian ini menghadirkan narasumber dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Flotim, Bapak Petrus Mado Wain dan Ibu Yuliana Bernadetha Fernandez, dengan pokok pembahasan tentang arah dan strategi pembangunan desa; sebuah pengantar menuju desa inklusif, juga dari Dinas Sosial (Dinsos), Bapak Ahmad Aminudin dengan pokok pembahasan tentang peran dinas sosial dalam menangani kaum difabel.

Dalam sambutannya, Direktur FKKDAD Arnoldus Dominikus Uran mengajak semua elemen untuk pro terhadap inklusi; persoalan hidup yang dialami kelompok kaum difabel. Ia menyebutkan, dari hasil kajian dan analisis yang telah dilakukan oleh caritas bidang pemberdayaan bahwa masih banyak kaum difabel di Kabupaten Flores Timur yang belum terpenuhi haknya.

"Dari yang belum terpenuhi haknya ini, direspon oleh caritas Germany. Suatu lembaga sosial yang mewakili caritas internasional mempunyai sepirit yang besar yaitu kita yang kuat wajib menanggung kelemahan orang-orang yang tidak kuat," ungkap pria kelahiran Lewoawan, Flotim itu.  

Pimpinan Yayasan Panca Duo Panti asuhan Adimister itu menjelaskan, kegiatan workshop bertujuan untuk menghadirkan problem solving kepada kelompok rentan yakni kaum difabel agar dapat terkomodir di dalam dokumen perencanaan pembangunan desa, berupa program-program yang berorientasi pada pemberdayaan.

"Kami juga meminta supaya kita menggunakan kearifan lokal gemohing, sebuah kearifan lokal Lamaholot untuk bersama-sama menangani permasalahan difabel di Flores Timur. Sekiranya Tuhan menghendaki supaya di akhir tahun 2022 kita sudah bisa mencapai 65% dari difabel di Kabupaten Flores Timur telah terpenuhi hak-haknya," harapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kades David Sanga Lamawato, menyampaikan ucapan terima kasih kepada FKKDAD yang telah menjadikan desa Pajinian sebagai salah satu desa dampingan terkhusus bagi kelompok penyandang disabilitas. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada narasumber, pihak kecamatan, dan masyarakat desa Pajinian yang telah mengambil bagian dalam kegiatan dimaksud.

David, sapaan Kades Pajinian, menuturkan bahwa kelompok difabel di desa Pajinian telah dibentuk pada tahun 2019, berjumlah 21 orang dari kategori usia anak-anak hingga Lansia, dan pernah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes), namun karena adanya pandemi covid-19 sehingga secara terpaksa anggarannya dialihkan untuk penanggulangan dampak pandemi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun