malam telah rembang di kelopak langit. pada obrolan yang ke-sekian ia bertanya:Â
"kamu pintar main gitar?"
"ah, saya tak pandai bernyanyi, apalagi gitar."
"suka menulis kadang tak bisa musik," katanya.
"mungkin. hanya bisa menulis senyum yang ranum di bibir yang delima paling rekah itu."
bahwa jauh di kedalaman tatapnya, pun sekujur tubuh, saya menemukan setumpuk puisi. syair-syair syahdu yang pernah diciptakan-Nya.
"aku takut jatuh, bang" tuturnya.
"jika benar-benar jatuh, maka pelan-pelan saja. sebab, kadang yang tergesa-gesa, berujung patah yang tak utuh."
kolom whatsapp bercentang dua.
namun diam. mungkin jemarinya telah gagu. hingga pagi datang mengetuk jendela, android mini terbaring tanpa ada lagi dering chat. barangkali kekata juga butuh istrahat tuk beranak-pinak di malam-malam berikutnya.
Kb, November 2019