Mohon tunggu...
T I M Tarigan
T I M Tarigan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Victory Loves Preparation..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bi Sum (Asisten Rumah Tanggaku)

31 Agustus 2011   20:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:19 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya mempunyai seorang asisten rumah tangga, yang baru bekerja selama lebih kurang 4 bulan terakhir, tugasnya mencuci pakaian.

Sehari-hari dia datang jam 6.00 dan pulang jam 7.15, disaat kami seisi rumah bersiap-siap berangkat melaksanakan kegiatan masing-masing. Dia bekerja di beberapa rumah, Jadi rumah saya yang pertama dia datangi.

Selama 4 bulan ini, saya hanya tahu dari istri dan anak-anak saya bahwa “bibi cuci” (istilah mereka untuk sang asisten rumah tangga) sudah datang atau sudah pulang. Keberadaan dan sosoknya tidak begitu saya kenali, karena beliau datang dan pulang melalui pintu belakang rumah.

Sesuai dengan kebiasaan kami selama ini, 14 hari sebelum Lebaran, THR wajib diserahkan kepada setiap orang yang bekerja pada kami. Istri saya menanyakan, berapa besar THR untuk sang bibi cuci, mengingat masa kerjanya yang masih cukup singkat. Saya katakan, berikan saja sebesar 1 bulan gaji, sama dengan yang lainnya. Tidak usah terlalu diperhitungkan masa kerja. Lalu istri saya memberikan THR tersebut padanya.

Kemudian istri saya mengatakan kepada saya bahwa bibi cuci hanya cuti 2 hari saya, yaitu lebaran pertama dan kedua, karena tidak mudik tahun ini. Cukup surprise juga saya mendengarnya. Karena selama ini rata-rata meminta cuti 7 hari. Yang membuat saya lebih surprise lagi, tgl 30 Agustus, dia tetap datang bekerja, karena Lebaran diundur, dia tetap bekerja dan cuti tetap 2 hari saja, katanya pada istri saya.

Siang ini, disaat saya sedang bersantai dengan keluarga di rumah, (kebetulan saya tidak merayakan hari raya Iedul Fitri), ada orang yang memencet bel rumah. Setelah dibuka oleh anak saya, ternyata yang datang si bibi cuci dan keluarganya. Dia membawa anak dan suaminya, mengantarkan rantang berisi lontong sayur.

Setelah dipersilahkan masuk, saya dan istri menemui mereka. Terharu saya menerima kunjungan mereka. Walaupun lontong sayur (di daerah saya lontong lebih populer dibandingkan ketupat disaat lebaran) itu dengan lauk sederhana, tapi saya tahu mereka tulus memberikannya.

Saya juga menyadari kealpaan saya selama ini, tidak pernah menanyakan nama si bibi cuci. Baru tadi mengetahui namanya Suminem, dan biasa dipanggil bi Sum. Kepada istri, saya bisikkan untuk mempersiapkan amplop untuk diberikan kepada bi Sum dan anak-anaknya.

Ketika mereka pamitan mau pulang, istri saya memberikan amplop kepada mereka masing-masing, awalnya bi Sum menolak, dengan alasan THR yang dia terima sudah cukup besar, apalagi belum lama bekerja di keluarga saya. Istri saya mendesak agar diterima karena ini adalah tanda kami juga turut bergembira dengan mereka merayakan lebaran.

Terimakasih, bi Sum untuk ketulusanmu serta rasa kekeluargaan yang ditunjukkan. Maafkan bila selama ini saya kurang begitu peduli dengan keberadaanmu, padahal posisimu cukup penting di rumah kami. Lontongnya sudah kami makan dengan nikmat. Masih berkaca-kaca mata ini ketika menuliskannya.

Tapi jangan lupa tgl 2 September, masuk kerja lagi, ya. He..he...

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI

SELAMAT MERAYAKAN HARI KEMENANGAN

**gambardicomotdaripamangugel

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun