Mohon tunggu...
Timotius Cong
Timotius Cong Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Penginjil

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maafkan Aku! Glenn Fredly

14 April 2020   11:42 Diperbarui: 14 April 2020   11:52 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin anda berpikir saya adalah teman dekat Glenn, sehingga saya meminta maaf karena pernah melakukan kesalahan padanya dalam sebuah pertemanan. Glenn tentu tidak mengenal saya. Saya mengenal Glenn bukan karena pernah satu sekolah atau pernah bekerja sama. 

Pertanyaannya: "siapa yang tidak mengenal Glenn Fredly?" Lagu-lagu ciptaannya yang penuh kata-kata cinta dan romantis sulit bagi kita yang mendengar tidak tertarik. Bahkan Anak remaja yang usianya terpaut jauh dengan Glenn, tetap menyukai lagunya,  karena "lagu-lagu Glenn itu romantis," itulah yang diucapkan oleh anak gadis saya, saat saya bertanya alasan dia suka pada lagu Glenn padahal usianya terpaut jauh dengan Glenn.

Salah satu lagu ciptaan Glenn yang tidak pernah saya lupa adalah "Karena cinta" yang dibawakan oleh jawara Indonesian Idol pertama, Joy Tobing. Selain itu, ada satu tembang lagi yang sering saya coba nyanyikan tetapi agak sulit karena nadanya cukup tinggi adalah "Januari."

Mengapa saya meminta maaf pada almarhum Glenn Fredly? Hal itu, dikarenakan saya pernah salah salah paham kepadanya. Semua itu bermula dari statement yang dia ucapkan dalam sebuah majalah yang tidak perlu saya sebutkan. Intinya, statement tersebut telah membuat saya marah dan kesal padanya. Sejak saat itu muncul penilaian yang negatif terhadap Glenn. 

Semua penilaian negatif terhadap Glenn berubah saat mendengar Glenn di panggil pulang ke rumah Bapa di Sorga. Sejujurnya malam itu saya kaget dan shock saat mendengar bahwa Glenn di usia yang masih muda ini sudah meninggal dunia. Sebagaimana biasanya, jika ada publik figur yang meninggal tentu semua media di penuhi cerita tentang Glenn. Jadi di zaman digital ini, kita tidak perlu susah payah mencari info tentang Glenn. Dengan sendirinya semua hal tentang Glenn akan muncul sendirinya baik di Group WA group, TV dan berita online. 

Dari situlah saya mendapatkan banyak kesaksian tentang Glenn, baik dari teman saya yang berkata bahwa "Glenn orangnya baik," "Kami pernah mengundang Glenn kesaksian di gereja, dia menolak di beri Persembahan Kasih." Lalu ada lagi yang bercerita: "Glenn itu, ga pilih-pilih lho untuk tampil saat diundang, pernah sekali kami undang Glenn ke festival yang kami adakan di daerah di bagian Timur, sekalipun tidak dibayar sesuai dengan seharusnya, Glenn tetap datang dan menyanyi dengan profesional." Dan banyak cerita lain lagi yang tidak bisa saya sebutkan. Intinya, Waktu saya mendengar cerita-cerita tersebut saya langsung merasa bersalah dan berkata: "Glenn maafin gue ya, gue udah salah paham ama elu, ternyata lu itu orangnya baik, tidak seperti yang saya pikirkan." 

Dari kejadian tersebut, saya belajar, "Jangan pernah menghakimi seseorang hanya berdasarkan satu statement yang kita tidak paham akan konteksnya." Seringkali kita mendengar sebuah statement dari orang lain, baik tentang kita atau tentang orang lain tanpa melihat konteks dan maksud dari orang tersebut. Kita langsung menilai statement tersebut secara negatif akhirnya membenci orang tersebut padahal orang tersebut tidak bermaksud seperti yang kita pikirkan.  

kita sering lupa pada pepatah: "Don't Judge a book by its cover" terjemahan sederhananya  adalah "Jangan menghakimi/menilai buku hanya dari sampulnya." Akan tetapi, kita cenderung lebih gampang menilai dan menghakimi orang lain daripada memahami maksud sesungguhnya. Makanya kita sering mengulangi kesalahan yang sama. Tidak heran beberapa relasi kita rusak dan putus oleh karena kesalahpahaman kita pada teman atau pasangan kita. 

2000 tahun yang lalu Tuhan Yesus sudah berkata agar jangan mudah menghakimi karena ukuran yang kita pakai untuk menghakimi orang lain bukan dengan kebenaran tetapi diri kita sendiri. Sehingga hasilnya sangat subyektif. Maka dari Tuhan Yesus berkata, sebelum menghakimi orang lain coba buang semua ukuran-ukuran salah yang sering kita pakai untuk menilai orang lain agar kita bisa melihat jelas bahwa kesalahan orang lain tidak sebesar kesalahan dan kekurangan kita,  "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu (Matius 7:3,5)." Akan tetapi, kita selalu mengulang kesalahan yang sama.  Kita tetap lebih suka menghakimi orang lain hanya dari penampilan dan kata-kata yang dia ucapkan daripada terlebih dahulu menilai diri. 

Maka dari itu, jika saya memiliki kesempatan bertemu Glenn tentu hanya satu kata yang ingin saya ucapkan padanya yaitu "Gleen  Maafin gue ya." Saat ini doa saya tidak ada yang lain yaitu: "Tuhan ajarkan saya tidak lagi mudah menghakimi orang lain hanya dari apa yang dilihat. Tetapi mampukan saya untuk memahami orang lain agar aku tidak salah paham lagi pada orang lain." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun