Mohon tunggu...
Timothy Eugene
Timothy Eugene Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blog

Menulis, berpikir, merenung

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tujuan

7 November 2017   23:20 Diperbarui: 25 November 2018   18:54 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di saat sejuknya udara di pagi hari, matahari belum terbangun namun, suara keramaian dan tiupan kapal membangunkanku dari tidur yang sangat nyenyak itu. Tiba-tiba ayahku masuk kedalam kamarku dan langsung menyuruhku untuk bersiap-siap dan membawa seluruh barang dagangan yang harus dibawa. Dengan tergesa-gesa pun saya berberes lalu keluar menuju tempat keramaian itu. Kebetulan rumah saya sangat dekat dengan pelabuhan, maka dari pada itu saya sudah terbiasa mendengar suara tiupan-tiupan kapal. Namun hari ini terlihat sangat berbeda dari biasanya. Terlihat bahwa banyak tentara yang mengawasi kami para pedagang di pelabuhan ini.

Di saat saya sedang berpikir apa yang terjadi. Tiba-tiba ada suara yang memanggil namaku sangat kencang, "Hei Alvin lewat sini!". Sontak saya pun terkejut lalu langsung melihat temanku itu dan mengikutinya menuju ke kapal sebelahnya. Saya pun bertanya "apa yang terjadi dan apa yang harus kami lakukan" kepada teman saya itu untuk menghilangkan rasa penasaran tersebut namun teman saya hanya tersenyum dan menjawab "liat saja nanti". 

Saya pun sangat penasaran kemana kami ingin dibawa. Disaat saya sedang beristirahat dan makan siang di dalam kapal terdengar suatu kalimat dari percakapan seseorang dengan salah satu temannya seperti, "kami sedang menuju ke India". Sontak saya pun terkejut mendengarnya lalu benak saya mulai untuk memunculkan kata-kata, "mengapa kita harus ke India? mengapa tidak ke negara lain? mengapa harus India?".

Setelah sekitar 3 hari, kami pun tiba di India. Semua terlihat sangat asing bagi kami semua dari mulai Bahasa, daerah, cara berpakaian orang disana dan cuaca yang sangat panas. Yang pertama kali saya lakukan ketika sampai di India adalah mencari ayah saya karena saya lupa dengan ayah saya sehingga saya meninggalkan ia tanpa kabar. Akhirnya pun saya menemukan ayah saya yang sedang membawa seluruh perlengkapan yang sangat banyak itu untuk berdagang.

Berbulan-bulan hingga bertahun-tahun telah berlalu. Saya dan para pedagang lainnya sudah sangat baik dalam berdagang. Ayah saya pun menghampiri saya yang sedang berdiri menatapi pemandangan yang ada di balkon rumah kami disana. Ayah saya berkata, "lihat dehh kayaknya pedagang Inggris makin banyak ya disini.."

 "kayaknya iya deh soalnya hampir setiap bulannya saya juga melihat kapal-kapal Inggris terus berdatangan ke tempat ini", Balas saya. Lalu ayah berkata, "mengapa kita tidak membuat kongsi dagang kan sudah banyak juga orang Inggris di tempat ini". Saya pun setuju dengan keinginan ayah saya karena orang Inggris ini telah banyak di daerah ini mengapa tidak kita menuju ke daerah Asia Tenggara.

Sebulan kemudian setelah kami redam keinginan kami untuk membangun kongsi pun tercapai. Tiba-tiba terdengarlah kabar mengenai ketua dari para pedagang yang bekerja di India ingin mendirikan suatu kongsi untuk para pedagang dan dinamainya pun "East India Company". Lalu dari terbuatnya kongsi tersebut saya dan ayah saya pun dikirim ke daerah Asia Tenggara.

 Pada saat dikapal ayah saya pun berkata kepada saya agar saya dapat menjaga diri saya karena umur ayah saya yang sudah sangat tua yang tidak memungkinkan untuk berjalan lebih banyak lagi. Sedang sampai di Indonesia saya menuju ke tempat ayah saya sedang beristirahat akan tetapi ayah saya sangat sulit untuk dibangunkan dan ternyata ayah saya pun telah tiada. Lalu ayah saya dikuburkan di Indonesia karena tidak mungkin lagi saya balik ke Inggris hanya untuk menguburkan ayah saya.

Saya kembali melanjutkan apa yang sudah biasa kami lakukan bersama ayah saya ketika berdagang. Namun sejak ayah saya meninggal, saya harus bekerja sendiri dan harus beradaptasi terhadap daerah yang baru ini. Saya melihat bahwa terdapat banyak kekayaan akan rempah-rempah di daerah ini.

Saat sore hari, langit mulai memadam tiba-tiba terdengar kabar bahwa Inggris telah berhasil mengambil alih daerah kekuasaan dari tangan belanda dan diangkatlah seorang Jendral Raffles sebagai pemegang kekuasaan di bangsa Indonesia ini. "Telah dibukanya dan diberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia melaksanakan perdagangan bebas" kata salah satu dari pada penyiar radio tersebut.

Pada akhirnya perdagangan bebas itu berjalan selama setahun banyak dari bangsa-bangsa lain datang untuk melakukan jual beli. Saya melihat bahwa terjadi ketidakadilan dalam perdagangan bebas ini. Bangsa-bangsa asing yang datang untuk melakukan jual beli diberikan pajak yang sangat tinggi sehingga membebani para pedagang dari bangsa-bangsa lain dan banyak beban lainnya yang diberikan oleh pihak Inggris ini. Ketika saya melihat kejadiannya seperti itu, saya pun langsung mengadukan apa yang terjadi pada saat perdagangan bebas ini kepada PBB sehingga dibuatlah perjanjian London 1815 sehingga Inggris diharuskan kembali melepas wilayah kekuasaannya kepada Belanda.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun