Apakah dengan belajar bahasa Asing kita harus melupakan bahasa sendiri?
Terkesan orang batak gensi untuk melestarikan budaya nya sendiri, berbeda dengan orang Jawa yang malah menomorsatu kan bahasa Jawa daripada bahasa Indonesia.
KULTUR BUDAYA
Dari segi komplektifitasnya, saya bisa beragumen juga memang ini hal yang sangat rumit dari orang Batak. Bahkan untuk menjelaskan ke hal-hal umum tentang Batak itu ke teman-teman sejawat di kantor saya sampai berpikir beberapa kali agar tafsiran saya bisa di tangkap.
Namun jauh dari itu, terkadang hal-hal yang membuat saya sedih juga. Orang batak di kenal dengan istilah, Jolo sinukkkun Marga, asa binoto Parututuran. (Seharusnya kita bertanya Marga, supaya bisa mengerti kekeluargaanya/silsilah). Tidak sedikit yang saya temui orang Batak, yang seumuran dengan saya (23 tahun), yang susah untuk mengerti partuturannya.Â
Tak sedikit juga, yang saya temui juga sudah tidak tahu marga serumpunya. Misalnya saya marga Sinaga, marga yang serumpun dengan saya itu ada, Situmorang, Pandiangan, Nainggolan, Simatupang, Aritonang, Siregar, itu pun serumpuan berdasarkan Raja Lontung nya (raja Lontung ini adalah ayah dari ke 6 marga termasuk yang ke 7 marga saya).Â
Begitu pula, jika ditanyakan marga apa saja Tulangmu (tulang merupakan sapaan untuk marga dari pihak ibu). Semisal ibu saya, Sihombing dan marga serumpunya ada (Silaban, Nababan, Hutasoit) maka marga-marga tersebut jika saya bertemu harus saya panggil Tulang. Belum lagi jika kita tanya partuturan dari cabang marga sendiri.
Dan begitu pula silsilah ke atas, masih ada Tulang untuk pihak dari nenek yang melahirkan ayah saya, dan Tulang untuk pihak dari nenek yang melahirkan ibu saya. Hal-hal yang wajar yang harusnya diketahui oleh seorang yang bermarga Batak pun terkadang sudah keliru, dan bahkan ada yang jika kita tanya, sudah tidak tahu.
Kenapa ini bisa terjadi, juga masih jadi pertanyaan di benak saya? Siapakah yang patut dituntut untuk mengajarkan ini pada anak-anaknya?
Dari waktu ke waktu, pesta adat batak menjadi hal yang eksklusif, menurut saya pribadi. Mengapa demikian? Karena meskipun dihadiri oleh 500-1000an dalam sebuah acara pesta nikahan misalnya, ada saja orang yang mungkin tidak tahu, step per step serta urutan dari adat-adat yang harus dipenuhi atau dijalankan.Â