Mohon tunggu...
Timora Sinaga
Timora Sinaga Mohon Tunggu... Lainnya - Realistis

Merdeka dalam berpikir, bijaksana dalam bertindak. Masih sedikit bacaanya, masih sering salah diksinya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

COVID-19: Lockdown, WHO, WFH, Pandemi, Hand Sanitizer, Masker, Ahmad Yurianto, BNPB, ODP, dan PDP

24 Maret 2020   07:00 Diperbarui: 24 Maret 2020   11:06 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari unitedhealthcare.com

COVID- 19 menjadi salah satu penarik perhatian di beberapa negara beberapa waktu ini. Kenapa tidak ? Kepanikan yang disebabkan oleh COVID-19 telah memakan korban jiwa di beberapa negera besar, seperti China, Italy, Iran, Singapura, Jepang, Malaysia dan bahkan sekarang ini sudah mewabah di Indonesia.

Namun di tengah kejadian, beberapa istilah yang dulu jarang di dengar oleh telinga sudah menjadi makanan dan konsumsi kita sehari-hari di media nasional, seperti Kompas, Kumparan, Merdeka, stasiun TV Swasta nasional dll. Beberapa dari hal tersebut menjadi perdebatan dan masih perbincangan dan mengarah kepada debat kusir.

1. Lockdown

Lockdown menjadi hal yang menjadi trending di tengah masyarakat. Namun ada beberapa point penting yang harus kita pahami. Saya menjadi orang belum mendukung Lockdown sebagai opsi yang harus diambil oleh Pemerintah Indonesia. 

Ditengah dampak dari COVID-19,  Lockdown dapat merusak perekonomian di Indonesia itu sendiri, mengingat pekerjaan di Indonesia masih didominasi oleh buruh harian, pekerja harian lepas, tukang ojek online dan berbagai jenis pekerjaan yang kita tahu tidak memiliki cukup finansial untuk bertahap sampai dengan 2-3 bulan tanpa bekerja. Mengingat Lokcdown yang dapat kita pahami sebagai penutupan akses gerak, keluar, masuk , maka menurut saya dengan luasnya Indonesia maka jalur distribusi dan logistik untuk penanggulangan COVID-19 juga akan berhenti.

2. WHO

WHO (World Health Organization) merupakan badan resmi Internasional yang  berada dalam naungan PBB yang sekarang menjadi panduan setiap negara terkait COVID-19 untuk melakukan penangangannya. Setiap negara anggota PBB memang sudah seharusnya berkoordinasi dengan WHO untuk masalah yang terjadi sekarang ini. Namun kita tidak bisa serta merta harus melaksanakannya 100%. Karena setiap negara sendiri memiliki tanggung jawab dan metode penyelesaian masalah. WHO dalam garis koordinasi dengan setiap negara anggota bukan untuk memerintah dan menginstruksi.

3. WFH

WFH (Work From Home) sebenarnya bukan metode atau istilah baru dalam dunia pekerjaan. Namun akibat efek dari COVID-19 kita baru saja mendengar istilah ini. Memang dalam praktik sehari-hari mungkin kita lebih sering mendengan OT(Over Time), HO(Head Office), PO(Purchase Order) ataupun SOP (Standar Operational Procedures). Kita sedikit kecewa dengan beberapa perusahaan yang agak terlambat memberlakukan metode WFH guna meminimalisir penyebaran COVID-19 ini.

4. Pandemi

Pandemi juga merupakan istilah yang sekarang melekat pada COVID-19. Mengapa demikian ? Pandemi merupakan klasifikasi dari penyebaran virus dan mencakup wilayah yang sudah terjangkit. Klasifikasi Pandemi disematkan pada COVID-19 karena sudah mencapai hampir seluruh dunia. 

Di bawah klasifikasi Pandemi, ada Endemi yang mencakup beberapa wilayah sebagai contoh misal terjadi di beberapa negara, kemudian Epidemi yang penyebaran hanya terjadi satu wilayah saja. Melihat klasifikasi ini, maka kita sebagai masyarakat di seluruh dunia tidak boleh menganggap sepele dengan hal ini.

5. Hand Sanitizer dan Masker

Sebelum adanya Pandemi COVID-19, Hand Sanitizer dan Masker adalah dua benda yang sangat mudah kita temui di Supermarket, Minimarket dan Apotek. Namun kini sudah menjadi sulit ditemukan, mengingat bahwa Hand Sanitizer dan Masker menjadi barang nomor satu yang dicari-cari, bahkan mengalahkan produk lain yang tidak kalah penting seperti suplemen vitamin C untuk menambah kekebalan tubuh, jamu, dan kebutuhan pokok seperti beras, telur , mie instan dll. 

Bahkan  di beberapa wilayah telah beberapa ditemukan kasus para mafia yang melakukan penimbunan barang ini. Mengingat saran dari pemerintah dan WHO sangat dianjurkan untuk kita menjaga kebersihan tangan dan menjauhi orang flu dan batuk. Oleh karena itu, kita mampu mensubsitusi masalah dengan sering mencuci tangan dan menjaga jarak dengan orang lain.

6. Ahmad Yurianto, BNPB

Ahmad Yurianto adalah orang yang sekarang wajahnya hampir bisa kita temui di setiap layar kaca, media cetak, media elektronik, dan dimana saja tentang pemberitaan COVID-19. Sekarang ini beliau dipercayaka sebagai juru bicara pemerintah khusus COVID-19. Namun perlu kita tahu beliau yang dulu merupakan mantan dokter militer ini merupakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 

Selain itu beliau sekarang tergabung dalam tim Gugus Percepatan Penangan COVID-19. Perlu kita tahu, dalam tim ini BNPB adalah sebagai Badan yang bertanggungjawab sebagai koordinator tim pelaksana sesuai dengan Kepres No. 9 tahun 2020. Dimana mendapat pengarahan dari Menko PMK dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Itulah mengapa kita lebih sering melihat Kepala BNPB Letjend Doni Monardo daripada Menteri Kesehatan.

7. ODP dan PDP

Indonesia yang sering dikenal sebagai negara yang suka melakukan penyingkatan istilah untuk memudahkan penyebutan juga belakangan ini memiliki istilah baru yang kerap muncul, yaknik ODP dan PDP. ODP (Orang dalam Pemantauan) sesuai kepanjangan nya, ODP merupakan yang masih harus diamati kondisi fisiknya, karena mungkin memiliki beberapa gejala dan ciri-ciri orang yang terjangkit COVID-19. Namun kita jangan langsung panik jika mendengar jika ada ODP di sekitar kita, yang penting wasdapa dan tetap menjaga jarak dan komunikasi, karena bisa saja dia belum tentu positif terjangkit. 

PDP (Pasien Dalam Pengawasan) merupakan pasien yang sedang menjalani perawatan dan membutuhkan pemeriksaan yang lebih lanjut. Jika ada keluarga yang menjadi PDP kita tetap harus melakukan pengangan dengan cermat serta melakukan isolasi mandiri untuk melihat ciri-ciri apakah kita sudah tertular dari PDP tersebut. PDP juga masih memiliki potensi negatif terjangkit, jangan langsung panik dan malah melupakan penangan terhadap diri sendiri.

Mungkin sedikit pemahaman dan penjelasan buat kita semua. Sebagai masyarakat yang peduli dengan sekitar sudah selayaknya kita harus SOLID menghadapi Pandemi ini. Sebagai penutup tidak akan bosan-bosannya saya menyarankan beberapa poin yang menurut saya penting sebagai pencegahan dini dari COVID-19 :

  • #dirumahsaja
  • Jaga kebersihan tangan, mata, mulut, hidung
  • Makan makanan bergizi dan sehat
  • Lakukan penggantian pakaian jika, karena virus dapat bertahan dipakaian
  • Update informasi dari situs terpecaya dan Call Centre Pemerintah di 081133399000
  • Stop menyebarkan HOAX
  • Dll yang dirasa penting mengurangi penyebaran COVID-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun