Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Secuplik Kisah Kontribusi Besar Tionghoa di Jawa Tengah

27 November 2022   11:19 Diperbarui: 27 November 2022   11:19 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski tenar, Ko Tjay Sing tak sungkan mengajarkan masyarakat yang tak mampu secara gratis. Ia tidak digaji, malah menyumbang dan rela mengabdi bagi Undip.

Sosok Tionghoa pendiri Undip lainnya adalah Han Bing Hoo. Dirinya juga berlatar belakang hukum dan mulai melahirkan Undip sekitar 1956.

Menariknya ternyata putri Han Bing Hoo, Han Ay Lie kini juga mengabdi di Undip. Dimana sejak 2017 lalu, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Teknik.

Selain mereka, ada pula seorang hartawan asal Semarang bernama Oei Tiong Ham. Ia memang bukan pengajar, namun kampus Undip berdiri diatas tanah miliknya.

Tionghoa dibalik Berdirinya Solo

Sebagai salah satu kota di Jawa Tengah, Solo ternyata punya kaitan erat dengan Tionghoa, lo. Bagaimana bisa?

Solo sendiri berasal dari kata Sala. Dimana Sala merupakan tumbuhan di tepian sungai tak jauh dari Keraton Surakarta.

Disaat itu pula, nama Sala dikenal sebagai sebuah desa. Kemudian Keraton Surakarta di era tersebut merupakan pusat pemerintahan kerajaan Mataram.

Sampai akhirnya pada tahun 1712, terjadi Geger Pecinan. Yakni pembantaian etnis Tionghoa besar-besaran oleh Belanda di Batavia. Lantas kabar pun menyebar dan mendorong terjadinya pemberontakan bersama, etnis Jawa dan Tionghoa melawan penjajah di tahun 1740.

Pemberontakan dipimpin oleh Kapitan Cina Sepanjang Pangeran Mangkubumi, dan Raden Mas Said. Pangeran Mangkubumi kemudian menjadi Sultan Hamengkubuwono I dan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa kemudian menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I.

Pemberontakan terjadi dibawah komando Raden Mas Garendi atau Sunan Kuning. Lantas pada sekitar bulan Juni-Juli 1742, Keraton Surakarta direbut oleh laskar pribumi dan Tionghoa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun