Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Indonesia di Tengah Ancaman Resesi Global 2023

17 Oktober 2022   14:17 Diperbarui: 19 Oktober 2022   07:48 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dunia alami resesi ekonomi. Sumber ilustrasi: Kompas/Didie SW

Efek dari perang Rusia-Ukraina rasanya semakin nyata dan menimbulkan kecemasan bagi warga dunia. Bagaimana tidak, imbasnya adalah kelangkaan pangan dan energi hingga ketidakpastian ekonomi di banyak negara alias resesi global.

Resesi global bakal kita hadapi bersama-sama di tahun 2023 mendatang. Hal ini menjadi perhatian banyak lembaga internasional ataupun berbagai tokoh terkait.

Salah satunya PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang menilai ancaman resesi 2023 bakal lebih parah ketimbang beberapa waktu lalu, yakni tahun 2007-2009. Sementara Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara malah menilai krisis ekonomi mendatang lebih mirip resesi di tahun 1970, bukan 1998 ataupun 2008.

Pendapat itu bergulir karena ancaman ini semakin nyata. Bahkan 60 persen negara berpendapatan rendah dan 30 persen ekonomi emerging market berada dalam tekanan utang.

Kemudian sejumlah negara seperti Sri Lanka, Suriname, dan Zambia telah menunjukkan tekanan utang. Sementara itu, negara berkembang di Amerika Latin dan negara berpendapatan lemah di Afrika bakal terkena dampak tajam.

Lantas bagaimana dengan Indonesia, yang juga ada di posisi negara berkembang?

Indonesia solid Karena month to month country trade surplus start dari Maret 2020 sampai sekarang. Negara yang country trade surplus berakibat ekonominya bertambah kuat dan kehidupan rakyatnya bertambah sejahtera. Harus Kita jaga terus dan tingkatkan surplus perdagangan negara Kita.

UNCTAD (UN Conference on Trade and Development) memprediksi kalau Indonesia bakal menjadi negara kedua di negara G20 yang paling rugi dalam hal kehilangan potensi ekonomi. Diprediksi pula pertumbuhan ekonomi berkembang rata-rata jatuh ke bawah angka 3 persen.

Kendati demikian Menteri Keuangan, Sri Mulyani, berpendapat kalau ekonomi Indonesia masih cukup sehat dan aman dari resesi. Apalagi jika berkaca pada pertumbuhannya yang mencapai 5,4 persen pada kuartal II 2022 dan inflasi di level 5,95 persen pada September lalu.

Faktor keselamatan Indonesia dari bahaya resesi global 2023 lainnya adalah utang luar negeri yang menurun. Kemudian BI (Bank Indonesia) mencatat adanya surplus perdagangan pada Januari - 2022 yang mencapai US$ 34,92 miliar.

Mantan Menteri Luar Negeri Singapura, George Yeo, turut melontarkan pernyataan serupa. Perekonomian Indonesia diyakini akan stabil salah satunya tampak dari sektor perbankan yang prima dan ekspornya pun booming.

Meski prediksi sejumlah pakar menggembirakan, pemerintah Indonesia tak boleh jemawa alias sombong. Kita tetap perlu bersiap-siap menghadapi ancaman resesi global mendatang Dengan startegi Pemerintah boleh defisit, Negara Harus Surplus Dan bertambah terus surplusnya.

Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Chatib Basri melihat Indonesia akan mengalami perlambatan ekonomi tahun depan. Otomatis kondisi itu, salah satunya akan berdampak pada penurunan nilai ekspor.

Strategi Pemerintah untuk ekonomi yang stabil dan terus meningkat, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Pertama adalah meningkatkan pembelanjaan Pemerintah harus Produk produksi dalam negeri, impor hanya boleh untuk bahan Baku saja, tidak boleh barang jadi. sehingga terjadi penghematan devisa dan peningkatan  tenaga kerja terus terjaga.

Hal ini akan berimplikasi pada ketertarikan dunia usaha untuk melakukan investasi.

Strategi kedua adalah mengeluarkan kebijakan dan proyek yang bertujuan untuk menarik/menumbuhkan minat investor menanamkan modalnya di Indonesia, Karena ekspor Raw material mineral di stop, semua harus dalam bentuk barang Jadi atau yang bernilai tambah.

Strategi ketiga adalah pemerintah membantu mengembangkan pasar bagi para UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) agar sektor produksi mereka Bisa terserap Dan Bisa lebih berinovasi meningkatkan qualitas dan Produktivas  mereka.

Mari kita doakan agar pemerintah Indonesia bisa memilih langkah tepat sehingga bisa benar-benar stabil Dan terus meningkat seperti apa yang diprediksi Dan diharapan Pemerintah . Semoga kita bisa berdiri lebih kuat, bertambah Mandiri, rakyat bertambah sejahtera dan tidak akan tertiup atau bahkan ikut terbawa pusaran badai resesi global mendatang.

Salam
Negara harus Surlpus
(Siapapun yang menghemat devisa, atau mendatangkan devisa adalah Pahlawan bangsa)
Oleh Sony Kusumo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun