Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Liem Koen Hian, Tokoh Wartawan, dan Politisi Tionghoa

29 Maret 2021   11:47 Diperbarui: 29 Maret 2021   12:32 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yakni berdagang saat tinggal di Aceh dan bekerja di sebuah perusahaan minyak di Balikpapan. Sayangnya tidak bertahan lama karena ia tak betah.

Sementara keinginannya untuk membantu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia telah lahir sejak gagasan 'Indonesierschap'-nya ditelurkan. Alhasil di tahun 1932, Liem mendirikan PTI (Partai Tionghoa Indonesia).

Di PTI, ia menjabat sebagai ketua umum selama setahun. Kemudian di tahun 1937, ia bergabung dengan partai beraliran kiri, yakni Partai Gerakan Rakjat Indonesia (Gerindo).

Pada akhir 1930-an, Liem aktif melakukan propaganda anti-Jepang dan salah satunya dengan menerbitkan buku yang berkaitan dengan itu di tahun 1938. Buntutnya, Liem sempat ditahan oleh pemerintah Jepang, meski tidak terlalu lama karena memiliki koneksi dengan Nyonya Honda, seorang kenalannya dari Kembang Jepun, Surabaya.

Tahun 1945, Liem ditunjuk sebagai salah satu anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta. Dan pada 1947, ia menjadi perwakilan Indonesia yang turut dalam perjanjian Renville.

Perjuangan dan rasa nasionalisme Liem tak berhenti disitu, tahun 1950, Liem kembali partai multi-rasial bernama Partai Tenaga Indonesia. Sayang setahun setelahnya ia ditangkap karena dituduh sebagai simpatisan komunis di era kepemimpinan Perdana Menteri Soekiman.

Lantas ia dipenjara di Cipinang selama kurang lebih tiga bulan, tanpa diadili dan dibebaskan dalam keadaan sudah sakit.  Ia merasa jerih payahnya melawan penjajahan melalui media dan jalur politik selama 20 tahun seakan tak ada artinya.

Alhasil peristiwa itu menimbulkan kekecewaan yang mendalam bagi Liem. Saking kecewanya, ia pun melepaskan status kewarganegaraan Indonesia.

Hal ini diketahui salah satunya lewat pengibaran bendera Tiongkok di saat hari ulang tahun negara itu tiba. Pada 1952, Liem pun tutup usia dan dimakamkan di Medan dengan status sebagai warga negara Tiongkok. 

Oleh: Sony Kusumo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun