Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Indonesia Raya dalam Surat Kabar Tionghoa

14 September 2020   07:32 Diperbarui: 14 September 2020   07:37 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan memang tidak lepas dari peranan warga keturunan Tionghoa. Banyak cerita soal kemerdekaan yang melibatkan etnis Tionghoa, salah satunya adalah Koran Sin Po.

Sin Po, merupakan surat kabar Tionghoa berbahasa Melayu yang sudah terbit di tanah air sejak tahun 1910. Mulanya koran Sin Po terbit di Jakarta sebagai mingguan, namun dua tahun kemudian berubah menjadi surat kabar harian.

Sejumlah tokoh perjuangan pernah bekerja sebagai wartawan di Koran Sin Po, mulai dari Kwee Kek Beng, Lauw Giok Lan, Tirto Utomo hingga Wage Rudolf Supratman. Nama terakhir merupakan sosok yang membuat Sin Po menjadi terkenang bagi rakyat Indonesia.

Tepatnya pada November 1928, Sin Po menjadi surat kabar pertama yang menyiarkan lirik dari lagu Indonesia Raya. Sebuah tonggak sejarah dimana Indonesia Raya akhirnya menjadi lagu kebangsaan bagi Indonesia.

Wage Rudolf Supratman yang menjadi penggubah dari lagu Indonesia Raya kebetulan saat itu merupakan wartawan dari Koran Sin Po. Dirinya sudah kerja menjadi jurnalis di surat kabar Tionghoa itu sejak tahun 1925.

Lirik lagu Indonesia Raya yang ditampilkan oleh Koran Sin Po tentu langsung membangkitkan semangat nasionalis untuk meraih kemerdekaan. Sin Po memiliki peran yang vital dalam upaya mendukung kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme Belanda.

Kehadiran Koran Sin Po kala itu tidak hanya menjadi penyampai berita ke pembaca tapi juga menggerakan identitas bangsa. Mendorong serta membangkitkan semangat kebersamaan dari rakyat Indonesia dalam menata pergerakan kemeredekaan.

Keberadaan Sin Po mematahkan stigma yang memandang orang Tionghoa hanya memikirkan ekonomi serta memiliki komunitas yang homogen. Etnis Tionghoa di Indonesia melalui Koran Sin Po juga menujukan sikap politik untuk mendukung semangat kemerdekaan Indonesia.

Selama 20 tahun keberadaan Koran Sin Po di tanah air telah menjadi sejarah penting akan perjuangan etnis Tionghoa melalui surat kabar. Mereka terus menyuarakan kemeredekaan melalui narasi-narasi artikel yang membakar semangat pembacanya.

Namun sayang kini Koran Sin Po tinggal kenangan karena ijin terbitnya sudah dilarang sejak 1 Oktober 1965. Meski sudah pergi, Sin Po tetap menjadi tonggak sejarah dimana pertama kali lirik Indonesia Raya bisa ada dalam setiap pikiran insan pemuda pemudi Indonesia.

Oleh Sony Kusumo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun