Mohon tunggu...
Timey Erlely
Timey Erlely Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Hasanuddin

Penulis - Peneliti- Konsultan Pajak dan Keuangan. Kunjungi instagram: timey_erlely

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tiga Provinsi yang Paling Bahagia di Indonesia

7 Oktober 2022   22:57 Diperbarui: 7 Oktober 2022   22:59 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin kebanyakan orang menganggap "bahagia itu sederhana", ada pula yang berkata "bahagia itu berkecukupan". Setiap orang pasti memiliki cara dan definisinya masing-masing tentang kebahagiaan. Namun, secara umum orang mengartikan kebahagiaan sebagai perasaan puas akan hidup, merasakan suasana hati yang baik, dan kenikmatan hidup. Karena itu, kebahagiaan dapat diartikan sebagai kepuasan hidup (life satisfaction).

Dalam KBBI, kebahagiaan adalah kesenangan dan ketentraman hidup (dalam lahir dan batin). Kebahagiaan juga diartikan sebagai sebuah konsep berupa hasil evaluasi kehidupan yang menggambarkan kondisi yang Good Life dan Meaningful Life. 

Kebahagiaan memiliki arti yang berbeda dengan kesenangan. Kebahagiaan adalah keadaan yang lebih stabil dibandingkan dengan kesenangan. Pandangan Margaret Paul (Seorang Psikolog Amerika dan  Penulis buku terkenal) menjelaskan bahwa kebahagiaan adalah perasaan puas yang berlangsung pada waktu yang lama. Sedangkan, kesenangan adalah perasaan sesaat yang muncul dari pengalaman (eksternal), yang berlangsung dalam waktu yang singkat. Misalnya, makanan yang enak, mobil mewah, banyak uang, dan lebih banyak hal untuk kesenangan.

Kemudian, Margaret Paul menceritakan tentang seorang bernama Thomas yang "memiliki segalanya", sukses dalam bisnis, istri dan anak-anak yang menyenangkan. Namun, Thomas tidak memiliki kebahagiaan. Pada akhirnya, Thomas pun menyadari bahwa kebahagiaan adalah hasil memilih menjadi orang baik, perhatian, penyayang pada diri sendiri dan orang lain. Thomas belajar bahwa kebahagiaan adalah hasil yang muncul secara alami, ketika dia memberikan perhatian dan mencintai diri dan orang lain.

Adanya perbedaan pandangan dengan sebagian orang yang masih menganggap bahwa kebahagiaan adalah ketika memiliki segalanya. Akibatnya, mereka merasa candu pada hal-hal yang sifatnya sementara. Secara pribadi, mungkin kita samua mengalami dan melihat fenomena semacam ini di lingkungan kita.

Bukan hanya kebahagiaan secara pribadi, kebahagiaan juga sudah dipakai secara luas untuk mengetahui tingkat kebahagiaan penduduk di suatu negara atau wilayah. Apakah tingginya pertumbuhan ekonomi selalu diikuti dengan "kebahagiaan" penduduk di suatu negara atau wilayah. 

Lalu, bagaimana mengukur tingkat kebahagiaan penduduk di suatu wilayah?.Seperti survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setiap provinsi di tahun 2021, mereka mengukur kebahagiaan dengan menggunakan 3 dimensi, yaitu: 1) Kepuasan hidup (Life satisfaction), 2) Perasaan (affect), dan makna hidup (Eudaimonia). 

Data BPS tahun 2021, menampilkan urutan provinsi yang memiliki tingkat kebahagiaan tertinggi hingga terendah di Indonesia. Tiga provinsi yang memiliki indeks kebahagiaan tertinggi, yaitu: 1) Maluku Utara, 2) Kalimantan Utara, dan 3) Maluku. Hasilnya, dimensi kepuasan hidup pada item keharmonisan terhadap keluarga memiliki nilai tertinggi. Dimensi perasaan seperti perasaan senang, riang, dan gembira memiliki nilai tertinggi. Selain itu, dimensi makna hidup seperti penerimaan hidup memiliki nilai tertinggi. 

Kemudian bagaimana tingkat kebahagiaan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi?. Mari kita melihat pembangunan suatu wilayah melalui Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), hasilnya menunjukkan bahwa tiga provinsi dengan PDRB per kapita yang relatif rendah, justru memiliki indeks kebahagiaan tertinggi di Indonesia. Sementara itu, DKI Jakarta dengan PDRB per kapita tertinggi, memiliki indeks kebahagiaan terendah. 

Hasil ini mengindikasikan bahwa  tingginya pencapaian pembangunan di suatu wilayah yang salah satunya tercermin dari PDRB per kapita, tidak selalu diikuti oleh kebahagiaan hidup penduduknya. Disisi lain, data penduduk di perkotaan lebih bahagia dibandingkan dengan penduduk di pedesaan. Kemudian, banyak studi sudah dilakukan menggunakan indikator Uang dan PDRB, namun tidak diikuti kebahagiaan penduduknya, sehingga mereka berfokus pada hal-hal yang bisa membuat penduduk merasa bahagia. 

Lalu, bagaimana membuat kita memiliki kebahagiaan?. Berdasarkan pandangan Margaret Paul, janganlah kehidupan kita selalu bergantung pada kenikmatan yang bersifat sementara. Hal-hal ini muncul dari pengalaman di luar kita (Kekayaan, rumah mewah, dan kesenangan lainnya). Bukan semuanya tidak boleh ya, mungkin kita juga perlu banyak uang, mobil, dan sebagainya. Namun, kita perlu menyadari bahwa hal-hal itu tidak bisa memberikan kita kebahagiaan sejati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun