Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Hukum | Pendidikan

Penulis adalah pengamat ekonomi politik, reformasi birokrasi, dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

IHSG Melorot dan Trading Halt: Sinyal Krisis atau Koreksi Sehat?

19 Maret 2025   14:09 Diperbarui: 20 Maret 2025   08:01 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | SHUTTERSTOCK/XALIEN

Pada hari Selasa, 18 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 3,84% ke level 6.223,39. Penurunan tajam ini terjadi setelah IHSG sempat anjlok hingga hampir menyentuh 7% pada sesi pertama perdagangan, memicu trading halt yang diterapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah ini bertujuan untuk menahan kepanikan pasar dan mencegah aksi jual yang lebih dalam.

Berdasarkan data RTI Business, aktivitas perdagangan hari ini mencatatkan 1,54 juta kali transaksi, dengan total volume saham yang berpindah tangan mencapai 29,50 miliar lembar dan nilai transaksi sebesar Rp19,29 triliun. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, 554 saham mengalami pelemahan, 139 saham stagnan, dan 118 saham mencatatkan kenaikan.

Fluktuasi IHSG yang signifikan bukan sekadar fenomena teknis, tetapi juga mencerminkan sentimen pasar terhadap kondisi ekonomi. Penurunan tajam yang berujung pada trading halt sering kali menjadi sinyal peringatan dini (early warning system) terhadap potensi badai ekonomi dalam negeri. 

Dalam konteks ini, trading halt adalah mekanisme otomatis yang diterapkan saat indeks turun lebih dari ambang batas tertentu dalam waktu singkat. 

Langkah ini bertujuan untuk memberikan waktu bagi investor agar tidak bertindak impulsif dan menganalisis situasi dengan lebih rasional. Namun, pertanyaannya adalah: Apakah trading halt benar-benar efektif dalam menahan gejolak pasar, atau justru semakin memperburuk kepanikan?

Faktor-Faktor Penyebab IHSG Melorot

Penurunan drastis IHSG tidak terjadi tanpa sebab. Beberapa faktor yang memicu kejatuhan pasar saham hari ini antara lain:

1. Faktor Eksternal

Krisis global: Kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi di negara maju, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, berdampak pada pasar keuangan global.

Kebijakan moneter ketat: Kenaikan suku bunga oleh The Fed memicu arus modal keluar dari negara berkembang seperti Indonesia, sehingga menekan rupiah dan pasar saham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun