Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Filsafat | Climate Justice and DRR

Penulis adalah praktisi Pengurangan Risiko Bencana dan Pengamat Sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pandemi sebagai Ruang Penyembuhan Demokrasi

9 Mei 2020   07:07 Diperbarui: 13 November 2020   04:41 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Saya beruntung bisa mengenal lebih dekat sosok seorang dokter yang juga seorang bupati dengan tagline kebijakan "Bela Beli Kulon Progo". Pertama kali sebetulnya saya datang ke rumah dinas beliau diakhir tahun 2017, saat banyak desa mengalami tanah longsor akibat bencana hidrometreologis badai cempaka.

Suatu saat dokter Hasto (panggilan akrab bupati ini) berbincang dengan saya, bahwa banyak persoalan di negeri ini karena demokrasi kita sedang sakit.

"Wah ... menarik sekali statemen beliau," gumam saya dalam hati.

Pak Hasto menyampaikan kita butuh "Healing Room" Demokrasi sebagai proses membangun bangsa Indonesia dan sekaligus menyembuhkan sakit demokrasinya.

Dokter Hasto Wardoyo, SpOg. adalah sosok pemimpin yang cerdas, ramah, sederhana serta egaliter dan saat ini dipercaya sebagai Kepala BKKBN.

Lalu apa hubungan pandemi ini dengan demokrasi ?

Kita sepakat, bahwa pandemi covid-19 ini bukan hanya soal klinis saja, tetapi juga soal sosial ekonomi, pendidikan, lingkungan, budaya, bahkan juga politik.

Pertanyaan kenapa kita bisa sakit, membutuhkan jawaban analitis berdasarkan patologi penyakitnya. Bagaimana jika demokrasi kita ini juga sedang sakit? Mestinya ada patologi demokrasi yang bisa menjelaskannya.

Pandemi ini menyebabkan banyak orang telah mengalami sakit Covid-19 ini di lebih dari 200 negara. Laporan WHO per 23 April 2020, jam 2 pagi CEST (Central European Summer Time), telah tercatat 2,549,632 kasus Covid-19. Rentetan persoalan pun muncul akibat penyakit ini.

Badan kesehatan dunia juga telah menyatakan resiko kesehatan global pada level sangat tinggi.

Kegagalan menyediakan ruang penyembuhan klinis yang memadai tentu berdampak pada meningkatnya "fatality rate". Kapasitas sistem kesehatan yang rendah membuat ruang penyembuhan klinis tidak optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun