Mohon tunggu...
Ayang
Ayang Mohon Tunggu... Konsultan - None

Just none.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Padang Pariaman Permalukan Menteri Pertanian

27 Agustus 2020   12:10 Diperbarui: 27 Agustus 2020   15:45 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo [ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari via Kompas.com]

Saya duga, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Hadi Pranoto adalah dua pribadi visioner. Orang visioner melihat jauh ke depan dan membayangkan hal-hal di masa depan di saat orang kebanyakan sama sekali tidak memikirkannya.

Saat khalayak fokus menantikan vaksin Covid-19, Pak Syahrul dan jajarannya di Kementan sudah berpikir tentang  pemanfaatan saripati Eucalyptus sebagai liontin yang berkhasiat membunuh virus Corona baru penyebab Covid-19. Begitu pula Pak Hadi Pranoto,  sudah jauh-jauh hari meracik paduan tanaman obat yang ia klaim mujarab membasmi virus corona baru di dalam tubuh.

Sebenarnya kedua orang ini tidak visioner-visioner amat. Sebelum Pak Syahrul, telah ada perusahaan biofarmaka swasta nasional yang muncul di acara pemasaran di tv, mempromosikan produk serupa. Bahkan di pasar sudah pula beredar kalung impor Jepang yang diklaim berkhasiat serupa.

Demikian pula ramuan tradisional yang diyakini berkhasiat menangkal Covid-19, dalam banyak bentuk beredar di tengah masyarakat. Gubernur NTT Viktor Laiskodat pernah mengiriman ramuan yang diklaim obat Covid-19 ke Gugus Tugas Nasional Covid-19. Untunglah saat itu dengan bijak Pak Donny Monardo memberi keterangan pers jika ramuan dimaksud lebih berfungsi sebagai peningkat daya tahan tubuh.

Sayangnya, persoalan jadi lain jika yang mengklaim kalung Eucalyptus berkhasiat obat Covid-19 adalah pejabat selevel menteri. Apalagi Menteri Syahrul begitu yakin bicara di tv tentang betapa mujarab kalungnya. Ditambah pula keterangan yang konon hasil riset, kalung dipakai sekian jam, sekian persen virus corona tepar.

Sementara Hadi Pranoto, sekalipun bukan seorang menteri, menuai kecaman luas masyarakat karena ia kemudian diwawancarai Anji, pemusik dan pesohor media sosial.

Aslinya bukan karena faktor Anji seorang pula yang bikin publik marah, melainkan karena Anji dianggap sedang menjalankan tugas dari istana.

Sebagaimana diketahui, Anji dan sejumlah artis, seperti Raffi Ahmad, Andre Taulany, Cak Lontong, Iis Dahlia, Yuni Shara, Yovie Widianto, Yuni Shara, Ari Lasso, Desta, Raisa, Gading Marten, Atta Halilintar, Armand Maulana, hingga Butet Kertaradjasa, diundang Presiden ke istana Negara. Undangan tersebut berkaitan dengan program pemerintah menggerakkan influencer untuk menjadi corong komunikasi pemerintah. Dalam konteks Anji dan sejumlah artis berkaitan dengan Covid-19.

Pascapertemuan tersebut, banyak artis berkomentar asal-asalan tentang Covid-19. Mereka seperti berupaya menenangkan masyarakat tetapi dengan informasi yang salah.

Anji mewawancarai Hadi Pranoto diduga merupakan bagian dari misi menenangkan publik. Mungkin maksudnya agar masyarakat tidak khawatir, dipromosikanlah figur-figur yang mengembangkan berbagi jenis obat Covid-19. Sebelumnya Anji sudah dikecam karena mengomentari negatif foto jenazah yang diposting fotografer Joshua Irwandi .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun