Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Orang Manggarai, Pohon Jeruk Nipis dan Rumpun Kemangi di Belakang Rumah

13 Juli 2020   10:11 Diperbarui: 13 Juli 2020   16:10 1554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Jeruk Nipis dan Orang Manggarai [Coffee4Soul.club]

Saya punya kepingan ingatan dari masa remaja, saat kakek-nenek masih hidup. Ketika itu di rumah-rumah orang Manggarai, setidaknya di Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, selalu ada pohon jeruk nipis dan rumpun kemangi di halaman belakangnya. Padahal orang Manggarai tidak menjadikan jeruk nipis dan kemangi sebagai komoditas, juga tidak suka masakan yang asam-asam. Lalu mengapa?

Ah. Ini problem di gunung berjawab di laut. Ikang Cara!

Ikang Cara adalah pangan khas orang Manggarai dan paling populer di tiga kabupaten Manggarai. Ia olahan asinan satu jenis ikan pipih berduri di punggung.

Kata artikel Kompas, "Ikan 'Cara', Berlimpah tetapi Langka" ciri-ciri Ikang Cara "Sepintas, ...mirip ikan baronang (Siganus limeatus)". Hanya mirip jika diperhatikan sepintas saja. Di Kupang, orang-orang menyebut ikan yang sangat menyerupai Ikang Cara sebagai ikan lada.

Sejatinya Ikang Cara adalah ikan asin. Ketika dijual sebagai ikan segar -- semenjak infrastruktur jalan raya menjadi lebih baik pada 1990-an -- ia disebut Cara ta'a. Ta'a artinya mentah atau hijau.

Saya menolak repot mendeskripsikan ciri Ikang Cara. Karena itu Anda bisa lihat saja pada gambar berikut. Sangat baik jika pada kolom komentar nanti Anda bantu menjelaskan nama ikan ini dalam versi bahasa Indonesia atau versi bahasa daerah Anda. Mungkin dengan itu kita bisa menelusuri nama Latin Ikang Cara dan dengan demikian menjadi lebih mengenalinya.

Ikan Cara pangan lokal tradisional khas Manggarai Flores [eastjourneymagz.com]
Ikan Cara pangan lokal tradisional khas Manggarai Flores [eastjourneymagz.com]
Ikang Cara sungguh enak, terutama saat berwujud ikan asin, tetapi nikmat pula disantap sebagai ikan segar.

Namun benarlah kata para tetua, tiada hal sempurna di kolong langit. Meski sangat nikmat, Ikang Cara beraroma tajam menusuk hidung.

Ikang Cara [Instagram @mommymahira]
Ikang Cara [Instagram @mommymahira]
Sebenarnya saat masih sebagai Ikang Cara di piring, saat bercampur uap nasi dari beras roslin, pandan wangi, atau mamberamo, aroma tajam itu nikmat mengugah selera. Tetapi setelah makan, sisa aroma yang menempel di mulut dan jemari meresahkan saraf pembau dalam rongga hidung. Aroma itu bertahan lama sekalipun sudah mencuci tangan pakai sabun.

Nah, karena aroma tajam menusuk itu, orang Manggarai zaman dahulu -- di masa kakek-nenek saya masih hidup -- selalu memadukan Ikang Cara dengan sambal daun kemangi. Isinya cuma cabai, irisan tomat, dan daun kemangi. Harum kemangi akan mengimbangi aroma tajam Ikang Cara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun