Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Putra Amien Rais Berseteru, Akankah Serupa Kisah Para Putri Sukarno?

7 Mei 2020   07:00 Diperbarui: 9 Mei 2020   08:11 21801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perseteruan anak Amien Rais [ilustrasi diolah dari Kompas.com]

Semua kritik tersebut menjadi legitimasi pernyatan pedas Rachmawati bahwa Megawati hanya anak biologis, bukan anak ideologis Sukarno.

“Mega memang anak biologis tapi bukan anak ideologis. … Ini hanya simbol-simbol, pakai gambar Sukarno dijual. Semua yang diimplementasikan bertentangan dengan pemikiran Sukarno kok,” kata Rachma suatu ketika.[2]

Sikap Rachma menentang Megawati ternyata berakar panjang ke 1980an. Itu adalah saat ketika Megawati Soekarnoputri dan dua kakak Rachma lainnya, Guntur dan Guruh menerima pinangan Soerjadi untuk bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia.

Keputusan tersebut melanggar kesepakatan keluarga. Setelah Sukarno ditumbangkan Soeharto, anak-anak Sukarno-Fatmawati bersepakat menjauhi dunia politik. Kabarnya sikap tersebut merupakan bentuk protes atas keputusan Orde Baru memaksa fusi PNI ke PDI.

Tetapi ada pula yang menilai sebenarnya Orde Baru yang mencekal anak-anak Sukarno, melarang mereka berpolitik sebagai barter atas kebebasan mereka untuk hidup tenang semasa kekuasaan Soeharto.

Rupanya kemarahan Rachma tidak semata-mata karena menganggap kakak-kakaknya mengingkari kesepakatan keluarga, tetapi karena Rachma menilai ada Benny Moerdani di balik pinangan Soerjadi.

Sebelumnya Rachma yang ditawar Benny Moerdani namun ditolaknya. Salah seorang tokoh pendiri Universitas Bung Karrno, alm. Yano Bolang pernah menulis tentang tawaran Soeharto (sepertinya melalui Benny Moerdani) agar Rachma berpolitik praktis dengan mendirikan kembali PNI.

Terlepas apapun latar belakangnya, sikap Rachma terhadap Megawati bukan lagi sekarang pertentangan haluan politik, tetapi kemarahan yang sangat personal sifatnya. Hanya saat kematian Taufik Kiemas kakak-beradik itu berjumpa.

Rachma bahkan menolak menyampaikan selamat ulang tahun khusus kepada Megawati. “Ya, tanggal 23 Januari, bagi siapa yang berulang tahun, selamat ulang tahun. Kan ada berapa? Tiga orang,” katanya saat diwawancari Detik.com. Selain Megawati, yang berulang tahun 23 Januari adalah putri sulung Soeharto, Tutut yang juga kakak kelas Rachma semasa sekolah.[3]

Sukmawati, putri ketiga Sukarno-Fatmawati juga tidak kalah sering mengkritik Megawati. Hanya saja tidak sesering dan segarang Rachma. Kritik utama Sukma adalah ketidaktegasan Megawati dalam memukul mundur kekuatan antidemokrasi, Orde Baru. Bahkan Sukmawati menilai Megawati sering pula bertindak seperti gaya orde baru.

Sukmawati lebih banyak menekuni dunia seni dan kebudayaan. Keterlibatannya dalam politik praktis hanya ketika ia diajak para aktivis Marhaen tua untuk memimpin PNI Marhaen yang berganti nama dari PNI Supeni. Partai ini didirikan pascareformasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun