Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Sikat Koruptor BUMN, Beranikah Jokowi Belajar dari Xi Jinping?

23 Februari 2020   10:35 Diperbarui: 24 Februari 2020   08:42 2348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping di sela acara KTT G20 pada Jumat (28/6/2019)| Sumber: Biro Pers Sekretariat Presiden

Ethan Epstein, editor The Washington Times menulis kesaksiannya tentang sejumlah perubahan mendasar periaku para bos BUMN China setelah gebrakan Xi.

Menurutnya, dahulu jabatan BUMN adalah salah satu yang paling diincar sebab menjanjikan banyak uang dan gaya hidup mewah.

Dahulu para pejabat BUMN banyak menyimpan kekayaan mereka di rekening luar negeri, gemar bepergian ke luar negeri dengan penerbangan kelas satu, sering berpesta pora di bar dan restoran mahal, serta membeli barang-barang bermerek. 

Itu semua dilakukan terang-terangan dan dibiayai dengan uang hasil korupsi dan pemerasan terhadap mitra usaha, serta bonus yang besar dari laba BUMN.

Di masa kekuasaan Xi Jinping, itu semua berakhir. Banyak tunjangan bos BUMN dicabut, penerbangan kelas satu dilarang, pertemuan tidak boleh dilakukan di hotel mewah tetapi di kantin perusahaan. 

Para bos BUMN tidak bisa lagi terang-terangan mabuk-mabukan di bar atau menjamu tamu di restoran mewah. Mereka bahkan dilarang mengadakan perjamuan prasmanan, menggantinya dengan makanan yang dibatasi jumlah item lauknya. Belanja mereka diawasi ketat. Mereka dilarang menerima hadiah barang-barang mahal.

Gara-gara itu banyak restoran mewah tutup, toko-toko yang menjual barang-barang mahal bermerek seperti produk Louis Vuitton dan jam impor asal Swiss gulung tikar. Para bos BUMN yang doyan pesta-pesta di bar terpaksa melakukannya sembunyi-sembunyi lewat jasa ilegal di tempat-tempat privat.

Bahkan ketika gebrakan Xi Jinping baru setahun, Financial Times melaporkan penjualan sejumlah merek mahal beverages beralkohol yang kerap digunakan sebagai sogokan di kalangan pejabat China, seperti Diageo, Pernod Ricard, dan Remy Cointreau, turun dua digit. 

Para produsennya menyatakan anjloknya penjualan produk mereka merupakan dampak langsung perang Xi Jinping terhadap korupsi.

Penguatan Peran Lembaga Pemberantas Korupsi dan Penempatan Orang Tepat

Salah satu strategi pemberantasan korupsi Xi Jinping adalah institusionalisasi pemberantasan korupsi melalui reformasi dan penguatan kelembagaan pemberantasan korupsi.

Xi Jinping mulai dengan peningkatan independensi the Central Commission for Discipline Inspection (CCDI) dan perluasan organisasi lembaga tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun