Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Menristekdikti "Ditunggangi" Menko Polhukam dan Kapolri

30 September 2019   10:07 Diperbarui: 30 September 2019   11:00 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapolri Tito Karnavian, Menristekdikti Mohammad Nasir dan Menko Polhukam Wiranto.png [tangkap layar youtube.com/coffee4souls]

Bisa pula mahasiswa yang ditanyai Pak Nasir percaya penuh kepada analisis teman-teman mereka. Jika teman-temannya menyatakan revisi dilakukan untuk melindungi koruptor, maka demikianlah yang mereka anggap benar.

Dalam organisasi mahasiswa, banyak mahasiswa yang bermental tim hore seperti ini. Tak masalah. Yang menyatukan orang-orang dalam organisasi memang bukan kesetaraan pengetahuannya, melainkan adanya trust antara individu-individu dengan kapasitas berbeda-beda.

Bisa pula mahasiwa yang dijumpai Menteri Nasir merasa tak perlu terlalu detil melihat substansi untuk berkesimpulan revisi UU KPK ini dilandasi semangat jahat. 

Mungkin mereka merasa cukup dengan menimbang timing (beberapa hari lagi masa jabatan anggota DPR berakhir) dan latar belakang (paling banyak anggota DPR kena OTT KPK) sebagai landasan bersikap menolak revisi ini.

Yang ini pun tidak bermasalah sebab memang akar penolakan revisi UU KPK bukan pada tepat-tidaknya pasal-pasal dalam UU revisi, melainkan pada ketiadaan kepercayaan terhadap niat baik DPR selaku lembaga yang anggotanya paling banyak kena ciduk KPK. Ini kecurigaan yang sangat bisa dimaklumi.

Cacat pula cara Pak Menristekdikti membangun premis minornya. Bagaimana ia bisa yakin mahasiswa yang menjawab "tidak tahu" dan "Cuma ikut-ikutan" sebagai sungguh tak tahu? 

Bisa saja mereka ogah menjawab karena eneg ditanya pejabat pemerintahan yang mereka tuding ikut mendukung revisi UU KPK. Bisa pula mereka menjawab ikut-ikutan karena tidak mau disangka sebagai penggerak, bukan?

Yang Paling Menyedihkan dari Cara Bernalar Menristekdikti

Yang paling menyedihkan adalah jika kita pinjam cara bernalar Menristekdikti, kesimpulan kita akan berujung pada Menristekdikti ditunggangi dalam berpikir.

Lihat saja, Menteri Mohammad Nasir menyatakan sama sekali tidak tahu---bukan sekadar tidak tahu detil---siapa pihak-pihak yang ia tuding menunggangi demonstrasi mahasiswa.

"Saya enggak tau ini, siapa pun saya belum tahu. Yang penting jangan sampai membuat kekacauan di dalam negeri ini. Kita pelihara bersama lah negara ini dengan baik," kata dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun