Mohon tunggu...
Ayang
Ayang Mohon Tunggu... Konsultan - None

Just none.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perang Informasi Deiyai Berdarah, Ini Langkah Lanjut yang Patut Ditempuh

29 Agustus 2019   13:26 Diperbarui: 29 Agustus 2019   15:39 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu aksi protes pemuda Papua dalam beberapa hari terakhir [Ajazeera.com]

"Karena nanti kalau kita ikut larut dalam emosi itu maka langkah-langkah tindakan menjadi tidak terkontrol. Memang sengaja provokasi untuk itu ... agar kita melakukan tindakan. ... Ada korban baru (berita) digulirkan itu," kata Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.

Pak Moeldoko bicara tentang konflik bersenjata antara aparat dan pengunjukrasa yang baru saja pecah di Deiyai dan menyebabkan korban jiwa di kedua pihak. Seruan agar tidak emosi ini saya nilai tepat. Tetapi efektivitasnya terhadap penyelesaian problem Papua bergantung langkah lanjutannya.

# Informasi jumlah korban dan pemicu kabur oleh kepanikan dan adu propaganda

Hingga kini berapa jumlah korban dan apa yang memicu saling serang masih kabur. Media massa, dalam dan luar negeri mendasarkan beritanya pada pernyataan pihak berwenang, orang-orang yang mendengar dari pihak lain, juga saksi mata yang tak mau disebutkan namanya.

Kompas.com menerbitkan berita berdasarkan informasi dari para pejabat TNI dan Polri. Dalam berita berjudul "Bentrok di Deiyai Papua, Satu Prajurit TNI Kritis, Dirawat di RS Deiyai" yang dipublikasi 28/8 pukul 17.59 WIB, Kompas.com meneruskan informasi Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Cpl Eko Daryanto yang menyatakan 1 prajurit TNI gugur, 2 prajurit TNI dan 3 anggota Polri terluka. Tidak disebutkan ada korban tewas dari kalangan rakyat, selain 1 orang terluka.

Tempo.co (28/8/2019) pada pukul 21.11 WIB menurunkan berita yang bersumber dari keterangan tertulis Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Ahmad Mustofa Kamal. Disebutkan, jumlah korban tewas terdiri dari 2 orang rakyat (1 terkena tembakan di kaki dan 1 oleh panah di perut) dan 1 orang personil TNI (terkena panah). Sementara korban luka berjumlah 5 orang, terdiri dari 1 orang anggota TNI, 1 orang Brimob, dan 3 anggota Polri. Kelimanya terkena panah.

Berbeda dengan berita berbasis informasi pejabat TNI dan Polri, kabar dari sejumlah media yang menjadikan pengunjuk rasa sebagai sumber informasi menyebut jumlah korban jatuh di kalangan rakyat mencapai 6 orang, disebabkan tembakan aparat.

Media daring Suara Papua pada 28/8 pukul 14.34 WIT menulis pada teras berita, "Pihak aparat keluarkan tembakan. 6 pendemo dikabarkan tewas. 2 luka-luka." Tidak disebutkan dari mana kabar tersebut berasal. Wartawan Arnold Belau menulis berita berdasarkan informasi yang tampaknya per telepon. Salah satu narasumber yang dihubungi adalah Agus Mote, Juru Bicara KNPB wilayah Deiyai.

Agus Mote menyampaikan, TNI dan Polri mengeluarkan rentetan tembakan dari dalam kantor bupati saat pengunjuk rasa menuju kantor Bupati Deiyai untuk menyampaikan tuntutan. Tidak jelas, apakah Pak Agus Mote pula yang menyampaikan informasi tentang 6 orang pendemo tewas ditembak.

Media luar negeri Aljazeera, dalam artikel 28/8 pukul 9 malam jika gunakan waktu di Papua, juga memberitakan 6 orang demonstran tewas ditembak dan sejumlah lainnya luka-luka. Informasi ini Aljazeera peroleh dari saksi mata yang tak mau disebutkan namanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun