Mohon tunggu...
Ayang
Ayang Mohon Tunggu... Konsultan - None

Just none.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari "Pertemuan Jokowi-Prabowo Tak Membahas Rizieq Shihab"

20 Juli 2019   16:43 Diperbarui: 20 Juli 2019   17:02 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi [diolah dari Kompas.com dan Genpi.co]

Kita bahkan dengan senang hati menduga syarat itu sebagai permintaan Pak Rizieq Shihab atau dari orang-orang dekat Pak Rizieq. Padahal pengacara Pak Rizieq, Pak Sugito Atmo Prawiro sudah pernah katakan, tim pengacara dan FPI tidak mau mencampuri urusan rekonsiliasi antara Prabowo dan Jokowi sebab itu urusan politik ("Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo, Pihak Rizieq Shihab Tak Mau Ikut Campur." Kompas.com. 10/7/2019).

Maka ketika Prabowo-Jokowi bertemu, kita sangat ingin tahu bagaimana hasil percakapan keduanya tentang pemulangan Rizieq Shihab? Apakah pak Jokowi setuju? Apakah Pak Prabowo bisa maklum jika Pak Jokowi sampaikan itu tak mungkin?

Kamis (18/7/2019), orang-orang Tribun Network mendapat kesempatan wawancara eksklusif dengan Presiden Jokowi di Kompleks Istana Presiden. Di antara sekian banyak pertanyaan, salah satu yang diajukan adalah tentang apakah Prabowo dan Jokowi membicarakan pemulangan Rizieq Shihab.

"Apakah dalam pertemuan untuk rekonsiliasi di MRT itu disinggung soal Habib Rizieq Shihab?" tanya wartawan ("Blak-blakan Jokowi Seusai Bertemu Prabowo, Sama Sekali Tak Singgung Habib Rizieq." Tribunnews.com. 19/7/2019).

Jokowi menjawab ringkas. "Ohhh tidak. Sama sekali tidak. Ringan-ringan semua kok." Jokowi mengaku sejak ngobrol di dalam MRT, berlanjut makan siang di Sate Khas Senayan, hingga keduanya berpisah, nama Rizieq Shihab sama sekali tak disinggung kedua tokoh bangsa ini.

Baiklah. Rupanya begitu.

Kita lantas bertanya-tanya, apakah Pak Prabowo Subianto tidak menyinggung  rencana pemulangan Pak Rizieq Shihab karena merasa pertemuannya dengan Presiden Jokowi bukan waktu yang tampan untuk untuk membahas itu--sate dan gulai jadi kurang gurih jika dinikmati sambil obrolkan nama Pak Riziek? Atau karena Pak Prabowo kemudian menyadari tuntutan pemulangan Rizieq Shihab memang tidak tepat jika dijadikan agenda politik, tidak pas jika dituntut agar jadi tanggungjawab pemerintah?

Kita lupa menimbang bahwa "Dogs always bite harder than their master."

Di panggung politik, orang-orang dekat sering bicara mengatasnamakan tokoh, tuan-tuan mereka, termasuk Prabowo dan Jokowi sebagai capres. Kita mudah percaya sebab orang-orang itu berada di lingkaran inti, bahkan inti dari inti tim sukses sehingga tentu apa yang mereka sampaikan sudah sepengetahuan si empunya nama yang mereka wakili.

Kita lupa akan sejumlah peluang: 1) orang-orang dekat merasa sangat paham si tokoh sehingga bisa bicara mewakili apa yang dipikirkan dan dikehendaki si tokoh; 2) orang-orang dekat mendompleng si tokoh, menggunakan namanya untuk memberi bobot pada pernyataan-pernyataan pribadi mereka.

Peristiwa "pertemuan Jokowi-Prabowo tidak membahas Rizieq Shihab" membawa hikmah bagi saya, semoga juga bagi Anda, ke depan, tunggu konfirmasi dari si tuan, apakah benar ia maksudkan hal yang sama dengan gonggongan, eh, pernyataan orang-orang dekatnya?***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun