Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Fahrenheit 451 dan Ketakutan-ketakutan Masa Depan Indonesia

22 Mei 2018   15:36 Diperbarui: 24 Mei 2018   01:00 4692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari tangkapan layar Fahrenheid 451. Dokpri

Perubahan lain adalah karakter utama perempuan, Clarisse (diperankan penari Algeria yang keren, Sofia Boutella) yang dalam novel adalah anak perempuan kecil, pada versi film berubah menjadi gadis muda yang saling cinta dengan Montag (Michael B. Jordan) karakter utama yang kemudian tewas (bahkan ending-nya pun berbau distopia). Tampaknya Clarisse-Montag juga sudah begituan. Simak saja sendiri nanti.

Sayangnya Om Ben Travers tidak menulis apappun tentang latar belakang sosial-ekonomi-politik yang melahirkan novel ini atau yang dikritik novel ini.

Saya kemudian menemukan soal itu dalam rekaman wawancara radio Om Roy Bradbury pada 1956 dalam situs oldradioprograms.us.

Rupanya Novel Fahrenheid 451 lahir sebagai kritik atas Mc Carthyism di Amerika di masa yang sama.

Mc Carthyism adalah ideologi dan praktik teror domestik pemerintahan Amerika Serikat kepada warga negara sendiri pada 1947-1956. Disebut dengan nama tokoh utamanya, Senator Mc Carthy.

Pada periode 1947-1959  kehidupan sosial-politik di Amerika Serikat penuh ketakutan oleh tindak represif pemerintah dan karena itu  dikenal sebagai Second Red Scare. Era ini ditandai oleh masifnya pembungkaman terhadap kebebasan sipil dengan dalih untuk menghidari pengaruh Komunis di Amerika Serikat.

Di masa itu, para PNS, guru dan dosen, aktivis serikat buruh serta pekerja seni dan media di-litsus. Mereka yang dituduh berideologi komunis dikeluarkan dari pekerjaan. Naskah-naskah karya penulis yang dicurigai komunis dilarang difilmkan. Banyak di antara mereka dipenjara tanpa pengadilan yang  fair.

Saya pernah menulis tentang masa ini ketika meresensi film Trumbo, salah satu film yang mengisahkan  Hollywood Ten, yaitu 10 penulis naskah yang masuk daftar hitam Pemerintahan Truman (Senator Mc Carthy sebagai panglima dari perang khayalannya). Saya lupa pernah dimuat di mana artikel itu. Tidak terlacak lagi jejak digitalnya.

Novel  Fahrenheit 451 adalah kritik Roy Bradbury terhadap masa itu, yaitu ketika publik Amerika Serikat membenarkan tindakan pemerintah, merelakan kebebasan mereka dalam berpikir dan berkebudayaan demi hal abstrak yang disebut kebahagiaan. Orang-orang percaya kebahagiaan bisa tercipta jika individu-individu tidak berpikir, tidak membaca, tidak bercita-cita. Terima saja kebenaran tunggal yang disediakan negara bagimu.

Indonesia dalam ketakutan-ketakutan
Sebagai film ---juga novel tentunya--- Fahrenheit 451 sangat kontekstual untuk kehidupan Indonesia. Pelarangan buku-buku kritis sejak Orde Baru hingga kini masih terjadi. Bedanya jika dulu garda depannya adalah Kejagung dan aparatus militer, kini aksi-aksi sweeping dan pembakaran buku dilakukan oleh milisi sipil bekas binaan tentara (ratih/PAM Swakarsa) seperti FPI.

Diolah dari tangkapan layar Fahrenheid 451 dan kbr.id
Diolah dari tangkapan layar Fahrenheid 451 dan kbr.id
Dalam lima tahun terkahir, oleh ketakutan akan sepak terjang FPI dan kelompok serupa, serta aksi-aksi teror yang kian kejam, publik bangkit melawan. Tetapi perlawanan itu sepertinya berpotensi menyeret pendulum ke ekstrim lainnya, ke arah penciptaan---lebih pas pengembalian--teror baru: kediktatoran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun