Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mungkin Rocky Gerung Benar

16 April 2018   03:29 Diperbarui: 2 Februari 2019   20:39 3984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, diolah dari pepnews.com dan christianobserver.net

Dari kebudayaan tempat teks itu pertama kali disiarkan dan berkembang, Teks meminjam banyak gaya tutur (dan kemudian tulis) yang hingga kini digunakan juga dalam ragam teks sastra atau fiksi. Ragam teks ilmiah waktu itu kiranya belum berkembang.

Karena itu teks kitab suci bersifat konotatif, tidak denotatif sebagaimana ragam teks ilmiah. Juga tidak seperti teks ilmiah yang semata-mata referensial sebab penulis harus menjaga teks tetap impersonal, teks dalam kita suci itu referensial sekaligus ekspresif. Pengalaman batin penutur atau penulis sangat terlibat di dalam meneruskan (menuturkan dan menuliskan kembali) teks suci.

Persamaan gaya bahasa (tutur dan kemudian tulis) inilah yang mungkin membuat Rocky Gerung menyatakan "kitab suci adalah fiksi".

Tetapi Rocky Gerung tentu paham bahwa gaya fiksi dalam kitab suci tidak menceritakan kisah yang sekadar imajinasi penulis. Gaya fiksi dalam kitab suci menceritakan kisah yang sungguh ada, nyata, konten yang benar-benar terjadi atau terucapkan pada suatu masa di zaman dahulu. Singkatnya tubuh fiksi kitab suci bukan wadah dari kisah fiktif. Kitab suci berisi kenyataan (bukan fiktif) yang disampaikan dengan meminjam tubuh (cara teks disampaikan) yang menyerupai fiksi atau sastra.

Agar terkesan ilmiah, saya mau bilang, teks dalam kitab suci mengadung arti harfiah atau literal tetapi sekaligus mengandung makna alegoris, moral, dan anagogical.

Artinya teks kitab suci adalah penulisan atas kisah nyata yang disampaikan berabad-abad, turun temurun, menyebar kepada peradaban-peradaban yang beragam. Tetapi kisah itu atau pesan dalam kisah yang dikisahkan lagi itu berisi alegori yang meminjam simbol-simbol metaforis yang akrab dalam peradaban tempat teks/pesan/kisah itu pertama kali lahir.

Kisah itu berisi pesan-pesan moral yang hanya dapat dipahami dengan memahami makna yang tersembunyi di balik alegori. Kisah atau pesan atau teks itu adalah satu kesatuan --meski merupakan himpunan dari beragam teks yang dikumpulkan dari penulis, masa, dan kebudayaan yang berbeda-- yang anagogical, mengarah kepada satu hal, Tuhan dan pesan-pesan untuk menjalani cara hidup yang dikehendaki Tuhan sebagai bekal masuk dalam tahap kehidupan setelah kematian.

Jadi demikianlah menurut saya. Mungkin itulah yang dimaksudkan Rocky Gerung sebagai kitab suci itu fiksi yang bukan fiktif. Jika dugaan saya benar, berarti khusus untuk Kitab Suci agama saya, saya pikir Rocky tidak keliru.

Kitab suci adalah kebenaran, adalah kenyataan, yang disampaikan dengan gaya tutur dan tulis yang serupa seperti gaya dalam teks-teks fiksi. Ia kebenaran yang disampaikan melalui alegori, yang menyembunyikan pesan moral untuk digali, yang seluruhnya adalah satu kesatuan yang mengarahkan kita kepada Tuhan atau kepada apa yang harus kita jalani di dalam kehidupan, gaya hidup yang dikehendaki Tuhan.

Semoga saya juga tidak keliru-keliru amat. Semoga.

***

Tilaria Padika

16042018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun