Mohon tunggu...
Ayang
Ayang Mohon Tunggu... Konsultan - None

Just none.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Basa-basi, Berkompasiana Tak Beda Bertetangga

17 Maret 2018   07:12 Diperbarui: 14 Desember 2018   15:38 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah dari document.no

Orang-orang efisien mungkin memandang ini sekedar sampah. Sebagai kesia-siaan yang tak dibutuhkan sebab tidak rasional.

Saya tersenyum kepada orang di beranda ketika melintasi jalan depan rumah mereka.

"Kamu kenal?" tanya kawan sejalan.

"Tidak."

"Terus kenapa senyum?"

"Ya, basa-basi. Apakah saya harus pasang tampang datar atau berpura-pura mereka tak ada?"

Basa-basi lah yang membuat dunia ini hangat, yang memberi alasan sebuah kompleks perumahan layak disebut tetangga.

Budaya basa-basi ini rupanya turut terbawa ketika manusia menciptakan dimensi baru pertetanggaan: ranah daring.

Suatu ketika bertandang ke kantor teman, saya menemukannya dalam tampang jutek memandang layar laptop.

"Lu lihat kelakuan orang sekarang. Ini artikel baru sedetik diunggah si A di facebook. Gue baru mau baca, eh sudah penuh saja jempol orang-orang. Aneh benar. Nggakdibaca dulu, asal like saja," gerutunya.

"Namanya juga orang basa-basi, sekedar say hallo pada orang yang ada."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun