Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jugun Ianfu Ajisai dari Flores

12 November 2017   18:00 Diperbarui: 12 November 2017   18:31 3009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah dari nutraforwhitebeauty.org, amazonaws.com, dan liputan6.com

"Tidak. Kamisori Tojo berahi padanya. Tetapi kecantikan si gadis membuat  kemaluan Kamisori menolak tegak. Jenderal sangat putus asa meski tidak pernah kehilangan berahinya.  Kalian pernah dengar desas-desus sang Razor itu hendak hara-kiri dengan pistol pada September 1945 dahulu?"

"Ya, pernah, waktu ia akan ditangkap dan dipenjarakan bajingan MacArthur ketika kita kalah perang."

 "Alasan sebenarnya adalah karena sampai dirinya akan dipenjara, Jendral Tojo belum juga bisa menikmati si gadis. Ketika diangkut ke penjara, Jendral hanya meninggalkan satu pesan kepada Taisei Yokusankai agar si gadis jangan sampai dirampas orang. Ia takut, Jenderal Kuniaki Koiso yang mengganti posisinya sebagai perdana menteri akan merampas gadis itu."

"Ah, aku ingin sekali melihat paras jugun ianfu itu."

"Ia diculik sebagai jugun ianfu, tetapi diperlakukan sebagai dewi. Setelah tiba nanti kalian bisa melihatnya. Pergilah ke Kairaku-en di Mito, Perfektur Ibaraki pada hari Kamis. Flores no Ajisai, demikianlah masyarakat kini menjulukinya oleh karena kecantikan yang setara bunga Ajisai, akan berada di sana. Konon setiap Flores no Ajisai tiba, berbagai bunga dan seluruh isi Kairaku-en tertunduk malu. Sakura, Hanashobu, Yukitsuri, dan bahkan bunga-bunga Ajisai itu sendiri kehilangan kepercayaan diri di hadapan kecantikan Flores no Ajisai."

***

Setelah enam hari perjalanan, kapal itu tiba di pelabuhan Tokyo. Jyestha sudah memutuskan untuk menyelidiki kediaman Tojo. Menguping percakapan tiga serdadu di cafeteria kapal telah menerbitkan tekad melarikan Flores no Ajikai kembali ke tanah air.

Rumah Tojo bergaya Kyoto machiya. Pagar kayu sederhana yang melingkupinya membuat Jyestha mudah mempelajari keadaan dari luar, dari balik rimbun bambu. Bukan tentara formil yang saat itu berjaga-jaga di sana melainkan Taisei Yokusankai, organisasi para-militer fasis yang didirikan Tojo. Jumlahnya hanya 3 orang. Seorang duduk pada kursi di pintu gerbang, dua orang sedang berbincang di engawa depan.

Orang pertama, yang menjaga gerbang, menggenggam sepucuk  Arisaka dengan sankur berkilat tajam di ujungnya. Pada pinggangnya bergantung sepasang Daisyo, terdiri dari sebilah katana dan sebilah wakizashi. Dua temanya di engawa hanya bersenjata sebilah gunto. Kyu gunto pada pria sebelah kiri dan shin gunto tipe 94 pada pria satunya.

Jyestha memutar ke belakang, masuk melalui rumah tetangga yang berbatasan perkarangan belakang dengan rumah Tojo. Rumah itu sepi. Mungkin pemiliknya sudah lama mengungsi untuk menghidari ancaman perang.

Jyestha memanjat pagar bambu setinggi 2 meter yang memisahkan halaman belakang kedua rumah itu. Di taman belakang, seorang perempuan bernyanyi kecil sambil menatap bunga-bunga. "Luar biasa cantiknya. Aku yakin inilah Flores no Ajisasi yang terkenal itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun